Saya tersadar dikala bangun dari
tidur, melakukan beberapa aktifitas yang biasa saya lakukan, rasanya ini yang
terburuk. Saya pun tak puas dengan prestasi ibadah saya dipagi ini untuk Allah,
bagaimana dengan respon Allah ya. Belum
juga luntur dosa-dosa saya yang lalu, tapi terkesan saya memberi peluang
pada diri saya untuk menambah lagi dengan dosa-dosa yang baru.
Bangun dengan perasaan putus asa,
sedih dan beberapa kali pula air mata cukup membahasi pagi . Merasakan bahwa,
Allah pasti amat sangat tidak puas dengan prestasi saya. Sebuah analogi, ketika
ini terjadi dengan manusia, anggap lah sepasang kekasih. Ketika sang wanita
tidak memberi kabar pada sang lelaki beberapa jam saja, maka dapat dipastikan
akan ada sedikit perdebatan diantara mereka. Apalagi melihat kondisi wanita
yang seakan tidak peduli dengan kekhawatiran yang tinggi dari seorang pria
tersebut. Tapi terkadang itulah emosi wanita, jarang ditebak. Setelah terjadi
berdebatan tersebut, beberapa waktu kemudian, akhirnya menyesal dan merasa bersalah,
merasa bahwa dia belum bisa belajar menjadi pasangan terbaik untuk diri si
pria, tapi akan terus berbenah menjadi seperti yang pria inginkan, pastinya
menjadi yang terbaik
Begitulah, terkadang, kita
terlalu mem-possesive kan hubungan
kita untuk kekasih kita, yang sejatinya juga seorang manusia, ciptaan Allah
yang juga memiliki banyak ketidaksempurnaan. Membberikan yang terbaik untuk
mereka, namun untuk Allah? Kadang kita lupa bahwa semua nikmat ini Allah
berikan untuk kita, tanpa pamrih dan berbayar. Sholat dan amal ibadah lain juga
bagi saya, bentuk cinta Allah pada kita. Dia menciptakan banyak jalur khusus
agar kita bisa selalu dekat dengan-Nya. Tapi sayang, jarang kita manfaatkan.
Itulah yang saya rasakan kali ini, padahal dada ini sudah terlalu sesak dengan
permasalahan yang ada, sejatinya ulah saya, karena perbuatan saya. Allah
memberikan banyak waktu untuk mengadu, untuk mensharingkan semua masalah kita,
yang sebenarnya Allah juga sudah siapkan solusinya. Berharap kita mengangkat
tangan dan berkata “ YA Allah, bantu saya…”, tapi miris lebih sering kita
mengangkat telpon , untuk menghubungi kekasih kita dan berucap “ yang, aku lagi sedih. Kamu mau dengerin curhatan
aku gak?” padahal kita tau mereka yang kita pilih menjadi orang pertama yang
tau masalah kita hanya bisa berkata “….Sabar ya sayang, mungkin memang ini
sudah jalannya…tapi disini ada aku yang setia nememin kamu” Cuma nemenin? tanpa
solusi, tanpa tindakan.
Tapi dengan seperti itu, kita malah bilang “…Makasihh
ya sayang.kamu selalu ada buat aku.aku bener-bener beruntung punya pacar kaya
kamu.” Miris ya. Allah lah, sejatinya kekasih kita dan Allah itu sesungguhnya
amat sangat Pencemburu, namun tak kita anggap. Saya pun seperti itu dulu. Lebih
memilih cerita pada sahabat, atau teman. Bukan sama Allah
Tapi perlahan saya tersadar. Ini
salah. Allah menunggu saya, untuk mendengarkan sekaligus memberi penyelesaian
untuk segala permasalahan yang saat ini sedang saya hadapi. Allah punya
solusinya, Allah lebih tahu saya harus melakukan apa dan bagaimana caranya,
Allah siapkan semuanya. Akankah saya tetap mengambil jalan ikhtiar manusia,
bercerita pada mereka yang memang tidak punya solusi sama sekali. Kalaupun ada
solusi, juga datangnya dari Allah, melalui mereka. Alhamudillah, terwujud salah
satu doa saya, “Allah, condongkan hati ini pada-Mu saja ya Rabb, yang Maha
Mengetahui segala, dan gudang solusi dari semua permasalahan”, Allah masih
sayang pada saya, Allah wujudkan, sampai akhirnya, saat ini saya lebih sering
mengadu pada Allah, daripada makhluk ciptaan-Nya.
Setelah mengingat serentetan
kalimat tadi, pagi ini saya memilih untuk memohon ampun pada-Nya. Berjanji
untuk selalu memperbaiki kualitas ibadah saya, dengan prestasi-prestasi yang
luar biasa. Mungkin memang adakalanya masa seperti ini, agar saya tersadar,
saya manusia yang jauh dari kesempurnaan. Untuk itulah saya butuh Allah, Maha
Sempurna. Dengan Kesempurnaan yang Dia Miliki, setidaknya saya akan terus
belajar untuk mendekati kesempurnaan.
Allah give me Your Power, Give me Your Love, Everywhere and Everytime, make
me always love you, everafter. Aaaamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar