Kamis, 19 November 2015

Siapa yang benar dan siapa yang salah ?

Islam dan Muslim

kata yang pertama adalah Agamanya, kata yang kedua adalah orang yang meyakininya.
Tuhannya 1 yaitu Allah, dan penunjuk jalannya adalah Nabi Muhammad SAW.
Kitabnya Al Qur'an, dan itu sudah sangat jelas.

Islam adalah agama yang rahmatan lil'alamin, rahmat bagi setiap makhluk (Insya Allah bener maksudnya).

Aku sebagai umat muslim, sangat bangga dengan agamaku.
Agamaku mengajarkan tentang bagaimana sesungguhnya hidup, agamaku mengajarkan kedamaian dan agamaku mengajarkan juga bagaimana berhubungan dengan yang lain.

Semua sudah tertulis di Al Qur'an, dan sudah dilakukan oleh Nabi kebanggaan Nabi Muhammad SAW.

Tapi,
melihat keadaan saat ini.
ketika Islam dan Muslim diinjak-injak, ingin rasanya diri ini berteriak.


Heeeeeeeeeiiiiiiii, yang pembuat bom itu bukan muslim, yang membunuh anak kecil itu bukan muslim yang terorissss itu bukan muslim. bukan bukan bukaaaaaaaaan

Bahkan Nabi kami menyarankan dan mencontohkan dengan tegas bahwa Islam itu adalah agama yang cinta kedamaian. Ada waktunya Nabi berperang, tapi juga tidak semena-mena.

Wahai Allah,
hati ini begitu sesak, saudara kami di bom tapi kami masih diam seribu bahasa disini.
Islam difitnah, Muslim di injak-injak.
Kami bisa apa Ya Allah :"(

Kami masih mementingkan diri sendiri, kami masih mengutamakan kekayaan kami, kebahagiaan kami. Tapi, saudara kami disana, adik adik kami, bahkan saat menghadapMu, tinggal kepala atau usus nya saja yang tersisa :"(


Ya Rabb, siapakah yang benar dan siapakah yang salah?
Aku nggak tau,

Maafkan kami lalai atas kebodohan kami sendiri.
Maafkan kami tidak memperjuangkan hak kami sebagai Muslim di dunia, lantaran kami tidak bisa berkoar atas nama kebenaran.
Kami masih dangkal akan ilmu ilmu kami, bahkan tentang agama kami sendiri.

Ya Rabb,
Beri kami petunjuk, arahkan kami, sadarkan kami dan Ampuni kami :"(

Kamis, 12 November 2015

"Ya Allah, besarkan impianku. Kirimkan orang-orangnya. Kirimkan cara-caranya"



"Ya Allah, besarkan impianku. Kirimkan orang-orangnya. Kirimkan cara-caranya" Ini adalah bunyi do'aku, sejak kurang lebih 2 -3 tahun yang lalu. Berawal dari begitu antusiasnya aku mengikuti berbagai macam seminar ataupun training yang Ippho Santosa selenggarakan, maka di training Magnet Rezeki inilah aku mendapatkan untaian do'a Ippho Santosa yang Ia ucapkan di umrohnya Ia di tahun 2009. Aku pun mencatat do'a itu dan kucoba aplikasikan menjadi untaian doa wajibku di hampir setiap sujud dalam sholatku.

Dan tepat tahun ini, saat ini, detik ini, Allah benar-benar telah mewujudkannya.
Allah benar kirimkan orang-orangnya, Allah benar kirimkan cara-caranya.
Dengan bermodalkan impian yang berada di ambang batas ketidak wajaran :D
Allah mengabulkannya.

Tapi kawan, nggak semua yang kita lalui nantinya akan semulus yang kita kira. Akan ada air mata, akan ada kebimbangan, akan ada kerelaan untuk melepas sesuatu. Cuma satu, LALUI saja. Semua akan ada ujungnya. Ujungnya pun persis seperti do'a kita, atau malah jauh lebih manis dari yang kita kira. Ciyuuusss. Allah itu Maha Romantis,


Ketika Aku butuh untuk Sekolah Kreatif, jingle song untuk membuat kegiatan ini lebih berwarna, ternyata sudah ada yang lebih dulu mengarang lagu beserta kata-kata yang didalamnya sarat dengan makna.
Ketika Aku juga butuh orang yang sigap untuk kegiatan-kegiatan lapangan, ada juga orang itu di ABC Club. Ketika aku juga ditugaskan untuk membuat naskah drama yang akan ditampilkan untuk malam puncak penghargaaan, ada pula yang sudah dengan sangat keren merangkai kata demi kata di naskah itu. Aaaaakkkkkkk!
Masih banyak lagiiii, Ya Rabb

Aku menyayangi mereke karena Mu.
Berikan yang terbaik untuk mereka, orang-orang yang tulus mengurus dan mensupport yatim untuk terus bangkit dari keterpurukan. Dimana kami memberikan nggak cuma 'ikan' nya tapi 'kail' nya. Agar mereka bisa menikmati, indahnya berjuang atas dasar cinta kepada Allah.

Istiqomahkan Jiwa,  Raga kami.
Bila kami belum kuat, maka kuatkan
Bila kami belum mampu, maka mampukan
Bila kami belum ikhlas, bantu kami untuk ikhlas

Kirimkan cara-caranya, Kirimkan orang-orangnya.
Aaaamiin :)

Senin, 09 November 2015

Kami mundur secara sportif dan saling mendo'akan

"Desember sudah selesai nggak selesai dikumpulkan, karena januari besok aku sudah 32 tahun."

Itu ucapannya, saat beberapa hari kita baru bertemu dan berkenalan.

Siapa yang tidak berbunga-bunga hatinya, ketika memang momen yang ditunggu-tunggu tiba, sesuai target yang direncanakan. hehe

Aku hampir saja dilamar, hehehe :D

Berangkat dari perkenalan yang berawal dari profilku di republika kami difasilitasi oleh kakak kami masing-masing untuk tahap pertemuan, serta berlanjut dengan tahap perkenalan lebih dalam.

Selama 2 minggu kurang 4 hari ini, hidupku lebih berwarna, walaupun memang tidak berlanjut karena adanya kesepakatan.

Dia adalah sosok yang sebenarnya Aku idamkan, karena usia nya juga sudah matang.
Namun, apa mau di kata, dari awal kita pun sepakat kalau memang tidak (bisa) saling mendukung, lebih baik kami masing-masing saja dengan kesepakatan.

Ternyata obsesi ta'aruf itu, nggak bisa disamakan dengan fase perkenalan pada umumnya. Bukan berarti perpacaran, tapi saling bertukar informasi, agar nantinya tidak saling salah paham.

Indahnya memilih karena Allah
Meskipun terlihat jelas perbedaan diantara kami, kami berusaha dulu menyelami karakter dan kepribadian kami masing-masing. Tanpa menghakimi satu sama lain. Tetap pada track saling menghargai dan menghormati di awal bertemu. Tapi, kayanya aku agak loss diawal sih Mas hehe :D

Pada akhirnya, kami memilih untuk tidak memaksakan kehendak. Kami menyadari, kalau disatukan nggak akan bisa, karena masing-masing dari kami sudah memendam keraguan dengan banyaknya list perbedaan.

Kata si mas,
Kayanya kalo bersatu, bakal jadi Badai nih si rumah tangga :D

Dia adalah sosok yang meski sedari awal selalu saja menceritakan beberapa hal buruk tentang dirinya atau sekadar mengeluh, namun begitu bahagianya diriku pernah menjadi bagian dari perjuangannya.
Aku dan dia yang memang memiliki target menikah, berusaha mendalami keseharian kami masing-masing. hmmmm... ternyata, air dan minyak memang tidak bisa disatukan.

Berbeda dengan kisah teman-teman kami mungkin, yang bermasalah dengan restu orang tua,
orang tuaku dan orang tuanya sudah sangat setuju dengan hubungan kami, Sebenarnya mereka mengharapkan keberlanjutan. Namun, kami sangat memahami, tidak ada satu pun kebaikan jika diawali dengan keraguan dan sesuatu yang dipaksakan.

Aku hampir saja ingin melindungi egoku, begitupun juga dirinya kurasa. Kami awalnya ingin melihat sejauh mana kami bertahan dengan (bukan) siapa sebenarnya diri kami.
Hehe, Maafkan sudah memaksamu membaca buku ya mas :).

Aku cenderung orang yang keras dan sangat senang komunikasi alias nggak henti-hentinya chatting, paling doyan kordinasi dan konfirmasi yang memang sudah jadi keseharianku, bisa jadi membuat dia BT setelah banyak ngobrol.

Sedangankan Ia adalah sosok yang sangat lembut dan lebih senang to the point. Yang lebih senang bertemu dan berdiskusi, ketimbang chatting atau telpon-telponan. Dia pun sudah berhasil mengambil hati Bapak sama Umi sebenarnya. haha,
Rangkaian proses tadi membuat kami pada akhirnya merendahkan hati dan terus berdoa untuk mendapatkan jawaban terbaik.
Banyak hal bertolak belakang. Namun diawal aku menutup mata akan hal itu. Aku kira perlahan akan bisa bersatu. Tapi, nyatanya tidak (atau belum mungkin, hehe siapa yang tau)

Namun.....
akhirnya, kami memilih menjadi teman yang sangat kece dan saling mendukung serta mendoakan untuk setiap langkah kami.

Terima kasih ya Mas, kita sudah pernah saling mengisi satu sama lain. Aku akan selalu mengingat pesanmu, namun juga jangan lupa saranku yaa :D

Untuk hal yang mungkin menjadi kesalahan terbesarku, Aku mohon dimaafkan ya. Aku selalu berdoa agar kamu setiap langkahnya, di ridhoi dan dilindung oleh Allah SWT.

Tips untuk teman-teman yang sedang dilanda keraguan tentang JODOH. Ada beberapa tips untuk kalian :

1. Teruslah berazzam, bahwa niat baik menikah ingin kamu dapatkan karena campur tangan Allah dan semata-mata untuk mendapatkan ridho Nya. Sholat Tahajud sama Istikhoroh, Polll banget.

2. Coba komunikasi dan berikan kesan terbaik di awal (rasanya aku gagal disini hehe)

3. Jangan memaksakan kehendak. Karena baik belum tentu benar, namun benar sudah pasti baik. (Ini pesan dari si Mas)

4. Jangan Baper-an, No Hurt Feeling. Nothing To Lose. Kalo gagal, kan masih bisa jadi teman

5. Perkuat ikhtiar lainnya, banyak sedekah dan tutup lagi dengan do'a

Alhamdulillah, lega dan bersyukur :)



Sabtu, 06 Juni 2015

Pernah sempet hopeless

Pernah sempet hopeless gak bisa nerusin Al Bayyinah Charity Club, lantaran ada orang spesial yang pernah dukung sepenuh hati, gara-gara dikecewakan, Ia sempat menjauh (rasanya) dariku.

Pernah sempet hopeless, gara-gara usahaku untuk berbenah diri kaya gak dipandang dan terus-terusan dicuekin setiap ada hal baru yang mau dilontarin.

Pernah sempet hopeless, ketika ada banyak evaluasi yang Ia hantarkan padaku, seperti petir menyambar saat itu, namun berapa bulan hati-hati kami vacum berdiskusi tentang mimpi, karena sudah begitu kecewanya Ia terhadapku.

Dear kakaku sayang, hari ini adalah buah dari hari, dimana kakak melontarkan semua unek-unek kakak, yang kakak pendam selama ini terhadapku.

Hari ini adalah hari dimana, aku gak akan pernah menyangka, akan kembali lagi mengisi hari-hariku. Saat foto-foto ABC Club kembali kakak upload di facebook, di tag ke semua orang yang terlibat di dalamnya, dan kakak menyerukan kebanggaan kepada semua orang yang ada di dunia maya.

Hari ini adalah hari dimana aku flashback kembali, pertama kali Allah mengantarkan sahabat terbaik untuk aku terus berjalan meraih impian-impianku.

Di dokter yanti, kakak nyari grape extract dan ternyata gak ada. Aku nawarin grape extract, karena di rumah ternyata aku punya stok di rumah, setelah beberapa hari kemudian kita janjian lagi untuk memberikan grape extract yang kakak butuh.

Sejak saat itu, komunikasi kita terus terjaga. Mungkin karena kita sevisi, dan kita memulai bisnis yang sama. Kakak ingin sembuh kembali dan aku ingin bonus besar. hehehehe. gak munafik lah ya, waktu kuliah terus ikut MLM ya harapannya itu :P.

Sampai suatu saat, aku terlibat dalam kepanitiaan seminar 7 keajaiban rezeki Ippho Santosa, aku memiliki kuota 10 orang yang bisa aku undang secara free, tak berbayar. Entah mengapa, nama Sonya Permata Putri, menjadi nama yang aku tulis di urutan teratas, mendahului nama-nama prioritas lainnya. Setelah itu, kita kembali menjalankan bisnis TIENS bersama-sama, kakak terus ikut terapi produk, dan aku presentasi temen-temen kakak beberapa kali. Ketika itu, bisnisku sebenernya lagi kurang bagus, ditambah aku sudah semester 7, finally aku memilih untuk menyelesaikan studiku di semester-semester akhir, Aku terbang ke palembang, sampai sebelumnya pamit kepada downline-downline ku termasuk kakak dan randa. Berniat untuk melanjutkan bisnis dan komunikasi yang baik di palembang, karena randa juga waktu itu masih di jambi, ternyata berubah planning. Aku menjadi mahasiswa yang beneran mahasiswa saat itu. Lingkungan palembang yang asing, serta tugas magang yang terhitung sulit, membuatku berpikir, kayanya aku akhiri saja bisnis ini. Satu tahun terakhir, aku pilih untuk fokus mengakhiri masa studiku saja dulu. Aku lupakan meneruskan bisnis bersama adikmu dan dirimu jika aku kembali ke jakarta, dan aku fokus buat kuliah dan gak ganggu-ganggu ka sonya. Fix.

Selama 39 hari di Palembang, akhirnya aku pulang juga ke Jakarta. Dengan sesuatu yang baru, yaitu aku berniat untuk menyelesaikan 2 semester akhirku. Bener-bener aku udah lost contact sama ka onya. Sama sekali. Terus bb ku juga rusak, tambah-tambahlah gak bisa komunikasi sama ka onya. Terus, aku memulai kembali masa-masa kuliahku, yang tenang.

Sampai akhirnya, beberapa bulan kemudian aku di kontak ka onya, karena kakak mau nganterin undangan kakak ke rumahku, Disitupun aku baru tau, kk udah nikah di jambi. Kakak sama ira, nganterin undangan naik motor.Disitu kita janjian di Al Khairiyah, dan aku kira aku cuma tinggal nerima undangan, eh ternyata ka onya mau tau rumahku juga. Akirnya kita ke rumahku bareng-bareng. Ka onya tetep bonceng Ira, tapi aku bingung ka, waktu itu kk bisa bonceng orang, sekarang kok enggak. hehehe.

Finally, hari dimana kakak menyelenggarakan resepsi pernikahan pun tiba. Aku datang bersama umiku, naik taksi karena gak ada yang ngenterin (maklum ya masi jomblo haha)
baru nyampe aja aku terkesima banget sama konsep garden party nya, so awesome (sotoy dah ah). Umi juga pas baru nyampe ngeliat photo prewedd kakak, nanya "Orang kaya ya da" soalnya kan fotonya princess ala ala gitu. Sampe kita masuk pun, umi makin terkesima. Cantik banget.
Dan tau gak ka, disitu perasaanku campur aduk. Antara seneng sama minder kakak undang.
Aku dari dulu itu punya kesan tersendiri tentang orang kaya, soalnya aku belum kaya, Hehehe.
Aku tambah yakin aja kakak beserta suami adalah orang kaya maksimal, dan aku minder. (TITIK)

Aku kira itu bener-bener hari terakhir aku ketemu sama kakak. Soalnya karena 'orang kayanya' itu. Aku malu banget waktu itu. Udah lah, udah. Terus kan, suami kakak aku denger-denger punya perusahaan sendiri, dan kakak orang padang (gara-gara baca blog), fix, malu.

Nah, tapi pas kapan gtu, tiba-tiba kita ngobrol seputar ABC Club, dan kakak nyumbang buat ABC Club, terus bilang juga mau hadir suatu saat. Eh bener aja, kakak hadir, bareng ka nana dan ka utie. Perdana ketemu semua formasi barunya ABC Club. Dari situ, aku mulai kebuka, kakak adalah orang kaya yang gak sombong.
Beberapa event kita laluin bersama. Sampe program kita jalanin bareng-bareng. BeeAIC, Gebyar Muharram dll. Terus kita yang bareng-bareng bangun RAYD (Rumah Asuh Yatim dhuafa) program pertamanya Sekolah Kreatif. Terus kita ngayal-ngayal gitu di ruang multimedia, finally kita konsepin deh 6 kelas Sekolah Kreatif. Kakak itu teman gilanya aku saat bermimpi. Soalnya kita bisa sampe out of the box. Waktu itu si eti lagi ngilang. hehehe. Terus kita bedua ke rumah eti buat "Ngomelin" eti. hehehe... Terus buat mulai Sekolah Kreatif, kakak muter-muter tegal parang bareng eti (etinya udah balik lagi hehe). padahal bukan daerahnya kakak, Terus kakak bener-bener totalitas ke rumah-rumah yatim nya bareng eti. Gak lupa aku ka, gak pernah bisa lupa.

Aaaaaaakkk aku makin ngefans sama orang kaya ini. Sampe-sampe suatu hari motor kakak ilang, dan itu abis pulang dari ABC Club.Aku aja sempet nyesek. Tapi kakak dengan simpel ngomong gini, "Motornya mau diganti BMW"
Oh God!
Orang kaya ini, selain gak sombong, hatinya juga kaya. huhuhuhu.

Sampe suatu saat, aku terlalu banyak aktivitas, dan kurang fokus sama ABC Club, gak kerasa aku malah ngecewain kakak. Baru pertama kali aku liat kakak kaya gitu. Aku pikir cuma sampe situ aja. Tapi sadar ataupun enggak, kayanya kepercayaan kakak ke aku itu udah turun drastis banget (bener gak?).

Tapi aku gak mau ka. Aku mau berbenah diriku ka.
Terus kakak mulai mundur perlahan, kakak mulai mundur mau pegang website, beberapa kali aku undang via whatsapp kakak juga berhalangan hadir. Aku tambah gak tenang. Gak tau ini kakak tau atau enggak, aku sampe ngajak ketemuan eti, biar eti bisa ngasih nasehat ke aku gimana biar better nih aku sama kakak.

Huhuhu...

Aku bener2 sekuat tenaga, muter otak buat memperbaiki hubungan aku sama ka onya (lebay mode : on) . Pokonya harus baik lagi. Sampe beberapa kali umi nanya, umi punya feeling, kaya ada yang gak beres, terus aku cerita, terus umi ngomelin aku. Aku tambah bingung. Yaudah, aku selalu inget ka onya cuma butuh buktinya aku berubah. Akhirnya aku bener2 harus bisa istiqomah megang ABC.

Dan sekarang alhamdulillah, kakak masih mau terjun buat ABC club.
Aku juga kena musibah kecelakaan, kakak sahabat perdana yang nengok.
Makasih ya ka, investasi kebaikan yang kakak tujukan ke aku dan ABC club.
Makasiiiiii banget udah mau jadi sahabat aku. Huhuhu

Kalo dulu aku nyangka kakak orang kaya maksimal sampe aku jadi minder. Sekarang, aku pengen start perjalananku jadi orang kaya bareng kakakkkkkk....

Kata Jose Aditya :



"Bersahabatlah dengan mereka, yang memberikan nilai tambah pada dirimu"
Thats you!!!

Doa terbaik untukmu ka...
With love, babay

Jumat, 29 Mei 2015

Investasi Waktu


Usia ku sudah menginjak di angka 24 tahun, tahun ini.
Entah bahagia atau sedih, namun banyak yang sudah kulalui. Tapi lebih banyak lagi yang belum aku lalui. Banyak yang sudah aku raih, namun lebih banyak lagi yang belum aku raih.
Semakin hari impianku makin bercabang, makin berimajinasi ini dan itu.
Perlahan-lahan, datang pula jalan dan caranya. Alhamdulillah...
Tapi inilah aku, sang pemimpi yang masih banyak galaunya. Masih banyak ngungkit masa lalu nya. Harusnya mah, yasudah aja. Pikirkan masa depan kan. Kenapa terus liat ke belakang, hati-hati nabrak.
Okelah untuk itu aku pilih yang jalan ke depan saja, jangan lihat yang ke belakang.

Begini, untuk meneruskan perjuangan dan berlari meraih prestasi, haruslah banyak hal yang harus kita investasikan. Karena nantinya, hal-hal yang sudah kita investasikan akan sangat membuahkan sesuatu yang luar biasa.
Tentang impian, aku sangat bermimpi untuk bisa menjadi anak yang banyak waktunya untuk orangtua, meskipun aku telah berkeluarga nantinya, punya anak dan punya cucuk, aku ingin tetap bersama kedua orangtua ku, bagaimanapun caranya.
Namun bukan untuk merepotkan mereka, tapi justru untuk membuat mereka bangga.
Mari aku ajak berimajinasi,
keadaanku saat ini masih menjadi seorang karyawan di sebuah instansi pendidikan. Ya, aku masih menjadi karyawan swasta.
Aku ingin sekali, 10 tahun dari sekarang, aku punya waktu banyak untuk keluargaku, suami, anak-anak dan pastilah orang tua ku, Orangtua kandung maupun mertuaku. Karena keempatnya bisa membawaku masuk surga, aaaamiin.
Tak hanya waktu, pastinya sebagai seorang anak, ingin sekali menghandle semua kebutuhan materi orangtuanya. Membawa mereka ke tempat yang belum pernah mereka lakukan dan datangi, main salju misalnya. Kan gak mungkin di Indonesia. Pastilah mereka harus kubawa ke luar negeri, sekali lagi aaaamiin...

Jadi impian siapapun, ingin punya 2 hal tadi untuk orang-orang yang disayangi.
Yaitu sukses secara materi namun juga punya banyak waktu untuk keluarga.
Siapapun menginginkan hal tadi terealisasi dalam hidupnya. Namun, apalah artinya kalau saat ini kita masih menuntut banyak, bukannya berbuat banyak.
Sedih sekali apabila, untuk orang tua dan orang-orang yang kita sayang, kita masih saja mentransfer energi negatif yang datangnya dari hati dan pikiran kita. Buktinya, tanpa sadar, sekalipun kita bersama orang-orang yang kita sayangi, disitu malah kita merepotkan mereka dengan mendengar rentetan keluhan kita.

Kita bahas dari freedom waktu terlebih dahulu.
Sang pemimpi, sejatinya adalah orang-orang yang banyak mendengar, bukan orang yang banyak berkomentar. Orang yang punya maksud menjadi solusi dari segala masalah yang kita hadapi maupun orang-orang disekitar kita. Mari kita ubah mindset kita, bahwa untuk memiliki dua hal tadi, kita harus banyak memberikan waktu yang berkualitas untuk mereka, bukan sekedar materi. Namun, waktu. Waktu berkualitas bukan berarti 7x24 jam kita bersama mereka, karena kita nantinya akan lalai dan tidak bisa mendapatkan produktivitas.
jadi poin pertama adalah, Investasikan waktu-waktu berkualitas untuk orang tua kita.

yang kedua adalah, Investasikan waktu-waktu kita untuk kemaslahatan umat dan orang banyak. Lingkupnya sudah ke masyarakat.
Simpel sekali,
sempatkan untuk bersilaturahim kepada tetangga dan teman-teman dekat kita. Hadir ke pernikahan mereka, ikut mendoakan mereka dalam kebahagiaan. Walaupun untuk yang satu ini, aku pun masih banyak evaluasinya.
Buat pengajian anak yatim, dan berbagi ilmu di dalamnya.
Pernah aku membaca di suatu buku, bahwa ibadah itu sejatinya bukan hanya vertikal, namun juga horizontal. Bagaimana hubungan kita dalam beribadah harus adil kepada Tuhan dan juga kepada orang-orang sekitar. Tentunya dengan berbuat baik terhadap mereka.Juga untuk orang-orang yang membutuhkan.
Selaku makhluk sosial, yang notabane nya pasti saling membutuhkan, diluar dari kita mengharapkan imbalan hutang budi orang lain terhadap kita, kita juga perlu menginvestasikan kebaikan yang kita lakukan terhadap mereka, karena Allah bilang "Mudahkan urusan orang lain, maka Allah akan memudahkan segala urusan-urusan kita"

Ketiga, beri apresiasi untuk diri kita. Kita perlu memberikan penghargaan untuk diri kita yang bisa mencapai prestasi-prestasi. Beri waktu tubuh ini istirahat dan menikmati hidup dengan memandang alam sekitar. Kita perlu berdiskusi dan berevaluasi untuk kebaikan diri kita ke depannya. Untuk itu lah, perlu kita sisihkan waktu untuk diri ini berlibur ataupun berisitirahat dengan cukup. Guna menjemput kembali prestasi-prestasi didepan yang sudah menunggu kita.

Poin-poin tadi, belum sempurna ternyata. Sangat bias dan kurang, apabila kita belum bisa menginvestasikan waktu berharga kita untuk Zat yang telah menciptakan kita ke muka bumi ini. Sediakan waktu terbaik untuk-Nya, bukan waktu-waktu sisa.
Sholat subuh ya jangan jam setengah 6 dong, bangun lebih awal sekaligus sholat malam. Dhuha nya juga, jangan jam setengah 11 siang, sudah mepet zhuhur. Baca Al Qur'annya juga jangan seimprit-seimprit. Tapi patokin minimal 2 lembar sehari. Nah pada poin inilah saya masih harus banyak berkacanya.
Sejatinya belajar itu, bukan hanya apa yang sudah kita lakukan. Namun, apa yang belum kita lakukan, kita tulis untuk menjadi cermin diri kita, bahwa kita belum sebaik apa yang sudah kita tulis.

Jadi, inti dari tulisan ini adalah, Ketika kita ingin sekali punya waktu-waktu berkualitas nantinya, kita harus menginvestasikan dulu waktu-waktu main kita untuk poin-poin di atas. Jangan terlalu lalai sewaktu muda, karena akan menyesal diwaktu tua. Pernah saya mendengar ucapan guru saya bahwa "Keraslah terhadap diri sendiri, maka lingkungan akan baik terhadap kita. Namun, jangan lembek sama diri sendiri, karena lingkungan akan menginjak-nginjak dan membuat kita susah"
Intinya, selagi muda investasikanlah banyak waktu, untuk bisa mendapatkan waktu berharga kita dimasa depan. Waktu-waktu kita dimasa depan sangat bermanfaat untuk orang tua dan anak-anak kita pastinya. Kita akan mempersembahkan waktu terbaik untuk orang tua kita yang mulai tua, dan kita bisa melihat dan menjadi saksi tumbuh kembang anak-anak kita dengan mata kepala kita sendiri.

Begitulah isi hati yang ingin aku sampaikan pada kesempatan ini.
Aku belum banyak berbuat apa-apa, masih dalam perjalanan menggapai impian-impian yang masih ada di depan sana. Kawan, mari sama-sama berdo'a ya. Insya Allah, impian kita akan Allah peluk bersamaNya, dan Allah hantarkan langsung ke tangan-tangan kita untuk kita ambil dan persembahkan untuk orang-orang yang kita sayangi.

Kata teman ku, Intinya jangan pernah berhenti berbuat baik. Itu aja
Salam berkah berlimpah ya muslimah :D

Selasa, 26 Mei 2015

7 Poin Tujuan Pengasuhan

Pagi ini, aku menjadi sangat sibuk. Lantaran runutan pekerjaan sejak pagi sudah menumpuk, semuanya harus diselesaikan pada pagi itu juga.
Memiliki jobdesk event marketing, di sebuah institusi besar Universitas Al Azhar Indonesia, membuatku sering terlibat di event-event mitra. Salah satunya hari ini, Aksi Cepat Tanggap (ACT) sebuah lembaga nirlaba yang sangat concern terhadap kegiatan-kegiatan kemanusiaan, menyelenggarakan seminar parenting dengan mengundang Ibu Elli Risman, pakar psikolog parenting sebagai narasumber utamanya.

Pada awalnya, aku menghadiri acara itu, hanya untuk menggugurkan kewajibanku untuk membagikan brosur dan melayani peserta yang ingin bertanya seputar Universitas Al Azhar Indonesia (UAI). Namun, karena harus mengikutinya sampai selesai, terkait brosur harus terus aku bagikan pada setiap orang yang baru datang, aku akhirnya ikut sebagai salah satu peserta yang duduk ditengah-tengah peserta lain untuk mengikuti materi baru, yang masih asing ditelingaku.
Belajar parenting diusia yang bahkan bertemu jodoh saja belum bukan membuat aku malu, namun aku sungguh menyadari bahwa aku masih sangat kurang dalam ilmu ini.

Penjelasan Bu Elly Risman, sebagai narasumber di event itu membuatku seakan 'tertampar' akan ilmu yang selama ini salah aku persepsikan. Benar sekali ungkapan bahwa semakin kita mempelajari suatu ilmu, kita makin sadar bahwa kita masih sangat kurang akan ilmu-ilmu yang selama ini kita miliki.

Bu Elly menjelaskan dalam seminar parenting "Pengasuhan 3 Generasi" bahwa penting sekali membuat tujuan pengasuhan sejak dini nya usia pernikahan kita, atau bahkan saat menentukan calon pasangan hidup kita.

Tidak memikirkan dan membuat tujuan pengasuhan terhadap anak-anak kita, sama saja sedang merencanakan kehancuran secara perlahan masa depan anak-anak generasi kita.
Tujuan pengasuhan, haruslah memikirkan tentang bagaimana sebenarnya kita mengasuh dan mendidik anak kita.

Ada 7 hal yang Bu Elly Rahman bagikan sebagai bekal kita menjadi orang tua nantinya.

7 poin sebagai tujuan pengasuhan kita yang benar adalah sebagai berikut :
1. Ajarkan anak-anak kita pemahaman dan kesiapan mereka untuk menjadi hamba yang taat untuk Tuhan dan agamanya, melalui iman yang lurus, ibadah yang baik dan akhlakul karimah. Ini pondasi awal dari semua prestasi gemilang anak-anak kita nantinya.

2. Ajarkan anak-anak kita pemahaman dan kesiapan mereka untuk suatu saat mereka menjadi seorang istri dan suami. Bagaimana memilih dan menemukan pasangan hidup yang tidak hanya memiliki visi dunia, namun yang terpenting akhirat. Dengan cara yang benar dan menyenangkan.

3. Ajarkan anak-anak kita pemahaman dan kesiapan mereka untuk suatu saat mereka menjadi seorang ayah atau seorang ibu. Dimana seorang ayah, bukan melulu masalah harta yang harus menjadi tanggung jawabnya. Namun, sejatinya harus mewariskan kepemimpinan kita sebagai ayah, kepada anak-anak kita. Untuk seorang ibu, anak-anak kita bisa jadi belum ada pemahaman bahwa, harus banyak pengorbanan ketika kita menjadi seorang ibu. Mengandung tanpa harus mengeluh, melahirkan yang akan sangat mengorbankan jiwa dan raga, serta merawat dan mendidik anak. Karena saat ini, angka perceraian pasangan muda sudah ada di angka 400%. karena apa? kurangnya pemahaman dan kesiapan untuk menjadi orang tua.

4. Ajarkan anak-anak kita pemahaman untuk menjadi seorang profesional dalam bidang yang kita pilih. Kita harus siap menghadapi bahwa suatu hari kita akan ditinggal oleh pasangan kita.

5. Ajarkan anak-anak kita untuk menjadi pendidik yang baik. Menjadi pendidik yang selalu memberikan contoh bukan hanya mengajarkan.

6. Ajarkan anak-anak kita untuk dapat menjadi seorang pengabdi. Suatu saat akan kehilangan orangtua kita. Saat itu, apa posisi kita. Seorang anak yang hanya bisa membayar orang lain memandikan dan menyolatkan jenazah orang tua kita. Atau kita yang menghandle semua urusan dari mulai memutuskan dimana orang tua kita dimakamkan, memandikan jenazah, menyolatkan serta menguburkan.

7. Ajarkan anak-anak kita untuk dapat selalu bermanfaat untuk orang lain.

Rasa-rasanya lebih banyak poin yang belum saya tuangkan dalam blog ini. Namun ini semua sudah mewakili, betapa ilmu semakin digali, semakin sadar bahwa ilmu kita masih amat sangat sedikit.


Minggu, 24 Mei 2015

Harus ditulis, biar gak lupa

Judul ini aneh, tapi sering kali bikin judul sok menggugah selera orang lain untuk baca, malah gak ketulis-tulis isinya. hehehe, maklum.

Harus ditulis biar gak lupa,
ya, momen indah dan sangaaaaat berkesan hari ini, memang harus ditulis. biar apa?
biar inget.
terus kalo udah inget?
ya harus di syukurin.
Kalimat andalan sih, begini :

"Tulis apapun kebaikan yang sudah kamu lalui, baik itu yang dirimu lakukan sebagai seorang aktornya. Atau kebaikan orang lain, yang kamu saksikan agar bisa menjadi stok kebahagiaanmu mendatang"

Stok kebahagian.
Yaps,cerita hari ini harus ditulis, agar bisa menjadi stok kebahagiaan, untuk siapapun yang membacanya. Minimal saya sendiri deh.

Hari ini adalah momen istimewa yang dibalik layarnya itu penuh sekali cerita. Ceritanya mencakup seneng, geregetan, bingung, marah, sedih, aakkkkk segala rupa deh,

Akhirussanah Yayasan Lebah Al Bayyinah (YLA), adalah acara tahunan yang berisi penampilan-penampilan anak didik yang sekolah dan TPA yayasan ini.
yayasan YLA adalah yayasan yang umi, bapak, kakak-kakaku dan guru2nya perjuangkan sedari kurang lebih 19 tahun silam. Berdiri sejak tahun 1996, aku masih duduk di sekolah dasar, umiku sudah membuka tempat pengajian 'lekar', kalo orang dulu sebut.
Tak terasa, kini usianya hanya berbeda 5 tahun dariku.
Sama seperti perjalanan hidup, event tahunan ini pun selalu melewati masa yang berbeda-beda pada setiap tahunnya.
Kita pernah melaksanakan acara yang sangat sukses, dibeberapa tempat pada tahun-tahun sebelumnya, kita juga pernah melaksanakan acara ini dengan sangat begitu sederhana.
Sama seperti hal nya tahun ini, namun perbedaannya adalah, tahun ini kita buat sangat sederhana namun sarat akan makna.

Entah mengapa, aku kadang merasa jauh sekali tertinggal dari visi misi umiku. Jiwa leadership dan kreativitasnya, gak tertandingi.
Ibu Yati, 2 hari menjelang hari H Akhirussanah demam tinggi, menggigil, mual dan muntah, tak tega rasanya aku melihat keadaan umiku 2 hari sebelum acara. Malamnya saat kami sedang mendekor keperluan acara, beliau menyempatkan diri untuk melihat kerjaan kami. Beliau sangat gak ingin acara kurang satupun persiapannya. Sambil mengetik ini pun, aku secara tak sadar melelehkan air mata cinta, bangga dan haru yang luar biasa yang ku persembahkan untuk umiku.
Paginya umiku, yang tau aku hobby make up in orang, tiba-tiba minta di make up in. Karena beliau tak ingin wajah pucatnya terpancar saat acara berlangsung. Tak biasanya beliau minta di make up seperti ini.



Tahun ini, akhirussanah mengangkat tema 'Aku Cinta Budaya Indonesia'. Dari mulai lagu daerah, fashion show baju adat, sampai operet pun kita setting sangat kental korelasi nya dengan tema yang kita buat sama-sama.
Makin kesini, makin malu sama umiku, kalo aku gak bisa berbuat banyak untuk beliau.



Selain itu, kami kedatangan keluarga baru yang mengisi penampilan di akhirussanah tahun ini. Siapa lagi kalo bukan, anak-anak sekolah kreatif, anak yatim asuhan kami. Bangga banget kami, ngeliat perubahan kalian yang terus bikin kita senyum-senyum sendiri. Karekter walaupun masih belum nonjol, tapi kaya ada titik terang secara perlahan. Support orangtua tunggal alias ibu, emang ngaruh banget sih ya. Ketauan banget, mana ibu yang dukung mana yang enggak. Alhamdulillah, terbukti banget. Dengan bertahannya anak-anak pilihan di program sekolah kreatif, ini membuktikan program ini banyak yang dukung, namun memang harus sabar dan pelan-pelan. Intinya kualitas bukan kuantitas.

Terima kasih pula untuk sahabat-sahabat tercinta, pengurus Al Bayyinah Charity Club yang sudah hadir dan menyukseskan acara akhirussanah ini. Ka Sonya, Eti, Salman dan Dwi Faizah. Kalian telah menyempurnakan kebahagianku hari ini. Eti dari awal udah tak incer buat ditembak jadi bu kepsek sekolah kreatif lanjutan. Haha. akhirnya berhasil juga. Insya Allah berkah ti. ntar barisan nomor 1 ketemu Rasulullah SAW yaaa, aaamiin. Buat Salman, thanks banget design-design dan perjuangan ambil spanduk bolak-balik ke percetakan, gak ada lain selain Allah yang bisa bales. semoga setiap putaran roda menjadi pahala dan kebaikan, untuk dunia dan akhiratmu de. Dwi, diem-diem menghanyutkan. Konfirm mau dateng pas pagi-pagi mau acara. Alhamdulillah, mau aja ditugasin macem-macem. Insya Allah, PIC program ABC 'Peduli Pelosok' ya wiii....
The last, ka SONYAAAAAAAA! hahaha, ini yang udah ngerubah 180" 'KETIDAKORGANIZE' aku. Dan hari ini alhamdulillah aku berhasil buat nunjukin (mamer), kotak inventaris Al Bayyinah Charity Club. Detilnya ka onya tuh ngebantu banget. makasi kaa!


Bentuk syukurku, tidak berhenti sampai disitu. Alhamdulillah temanku saat duduk di bangku kuliah, datang bersilaturahim dalam acara ini. Sopiah namanya. Mohon maafkan temanmu ini, yang gak bisa nemenin sepanjang acara, lantaran harus bolak-balik ngurusin krucil-krucil yang mau pentas. Gak sengaja saat buka grup Alumni Teknik Industri di Whatsapp, ada fotoku sedang mempersiapkan si krucil-krucil (anak sekolah kreatif) nari laskar pelangi. Alhamdulillah pula, banyak stok-stok kebahagiaan baru, karena teman-temanku yang ada di grup alumni merespon dengan sangat cepat dan mendoakan Al Bayyinah Charity Club terus konsisten menginspirasi dan berbuat hal bermanfaat untuk orang banya. Aaaakkk terima kasih sopiah.

Lanjut lagi, aku juga berterima kasih untuk semua guru-guru yang loyalitasnya tinggi banget buat yayasan. ASLI saluuuuuuttt. Bu Yayah (18 tahun mengabdi di yayasan lho), bu Nena (adeknya umi yang suaranya enak banget kalo maen qosidah), bu hilmi (guru baru, yang jiwa pengabdiannya jempolan)
Terlebih kakak iparku, Nurhilaliyah, padahal beliau hamil besar dan sudah masuk bulan kelahirannya, tapi didepan mataku, aku menyaksikan beliau masih nungging-nungging gulung karpet. Berasa lagi gak hamil, Terpancar banget kerja ikhlasnya dari aura muka beliau.

Abang luthfi tercinta, sang motivator kehidupanku. Beliau sukses dengan operet malin kundangnya. Ide kreatif, gigih, percaya dirinya TEOPEBEGETE. Tahun ini akhirussanah milikmu bang. Keren. sayang banget sama abang.

Bumil gendut satu lagi, Isna Maulida. Makasih ibu komite yang ternyata selalu merhatiin adenya sering pake jam tangan (pinjeman) punya umi. Kakak ku ini tau, adenya belom punya jam tangan, akhirnya doi karena jadi ketua komite, punya kewenangan khusus buat milih hadiah buat guru-guru yayasan, aku salah satu yang beruntung dapet hadiah itu. hahaha... Jam tangannya insya Allah dijagain terussss.

Eitss, tak terlewat pula ka ali. yang udh bantu sukses jalannya akhirussanah dan bantu-bantu pasca acaranya. Ka ali itu suaminya ka isna. Rada diem, tapi banyak ngebantu disini. hehe

Buat orang tua yang selalu percaya sama Al Bayyinah, makasi banyak ya. Kepercayaan ibu dan bapak, berbuah manis dengan banyaknya kemajuan yang terlihat dari anak-anaknya, sejak pertama kali masuk, sampai sekarang.

Buat kembar tiga, Hanan Manan Ihsan, makasi udah mau memenuhi undangan ka babay ya. Insya Allah berkah terus karya dan dakwah nya. aaamiin

Buat semua yang belum kesebut, doa babay sama buat semuanya. Ditambah terus kebahagiaan dunia dan akhirat dari Allah, dikelilingi sama orang-orang yang tulus mencintai dan dicintai dan diberkahi semua niat tulus sampe langkah-langkahnya.



Foto 1 diambil oleh sopiah, hehe. Saat anak-anak sekolah kreatif tampil nari laskar pelangi.


 Ini pengurus ABC Club beserta anak-anak asuh sekolah kreatif


Ini Bu Isliwani. Ahhh iya, belum cerita. Ada tamu spesial di akhirussanah tahun ini. Guru sekaligus sohib ane banget dari sejak 7 tahun silam. Wiihhhh lama banget ya. Kita bisa terus akrab, karena ada cinta dan silaturahim yang kuat antara kita, #haseek.
Bu Isliwani wahab juga mirip umiku mukanya. Cuma omongannya lebih ketus, kalo belanja lebih detil. Ampun buuuuuuuuuuu ><
sayang banget sama bu Is :*




"Ya Allah, stok kebahagiaan ini hamba mohon, akan terus bertambah tiap detik dan tiap menitnya. Agar stok kebahagiaan ini, gak hanya hamba yang rasakan sendiri, tapi buat semua pihak, orang-orang yang hamba sayangi karena Mu Ya Rabb"

Momen bahagia hari ini, memang harus ditulis. Biar enggak lupa.
24 Mei 2015.
Perjalanan menuju Al Bayyinah Charity Club, yang lebih kece lagi !!!



Rabu, 04 Maret 2015

Teruntuk Ayahanda Ustadz Yusuf Mansur

Ayah, adalah panggilan untuk santriwan santriwati Daarul Qur'an kepada Ustadz Yusuf Mansur.

Meski bukan seutuhnya santri Ayah, izinkan aku memanggilmu Ayah.
Karena raga dan hati ini sedari dulu ingin menjadi salah satu santri kebanggaan Daarul Qur'an.
Sejak kurang lebih 3 tahun lalu, tepatnya di At Tin, aku mulai mencari segala hal dan informasi tentang Ayah.
Bersama sahabatku, Ia menceritakan tentang perubahan hidupnya saat ini, yang berawal dari amalan-amalan Ayah atas Izin Allah SWT.

Ayah, betapa Allah sangatlah baik. Membolak-balikan hatiku menjadi insan yang saat ini kurasa atas izinNya menjadi insan yang lebih baik, Insya Allah.

Ayah, setiap dimanapun jadwal ceramah Ayah, walaupun letih, capek, sakit dan tempatnya jauhpun, tetap aku paksakan hadir. Karena aku selalu merasa dekat dengan Allah ketika aku mengikuti kajian-kajian Ayah.

Ayah, modal utamaku bertahan di Palembang saat Kerja Praktek, cuma channel ANTV buat nonton Chatting YM, Internet buat stalking twitter Ayah dan CD 4 surah keluarga Anggawie. Itu semua adalah wasilah aku sampai aku akhirnya merasakan nikmat ibadah kepada Allah yang luar biasa.

Betapa baiknya Allah, Yah. Sepulangnya dari Palembang, aku bisa bergabung di Komunitas kebanggaanku sampai detik ini. Apalagi kalau bukan SYM (Sejuta Yusuf Mansur). Dari situlah aku makin sayang sama Allah, Yah. Aku bener-bener ngerasa kecil banget disitu. Masih sedikit banget ilmu yang aku miliki, sampai pada akhirnya aku gak mau jauh-jauh dari Ayah. Karena Ayah, wasilah sesungguhnya aku bisa sedikit-sedikit menggapai impianku Yah.

Dream Pray Action.
Allah dulu, Allah lagi, Allah terus.
Itu yang sering Ayah ulang-ulang.

Ayah,ingatkah saat Ayah ngomel sama aku di ANTV saat shooting Chatting dengan YM? Aku diomeli Ayah, lantaran aku meminta izin Ayah untuk mengajak anak yatim Ayah jalan-jalan ke dufan dan Ayah gak ngizinin. Aku malu Ayah, malu sekali. Ayah mengomeli aku didepan jama'ah Ayah yang lain, aku malu. dan akhirnya aku kembali ke tempat duduku dengan nangis sesegukan. Gak lama dari situ, Ayah mendatangi aku dan memukul-mukul ringan kepalaku dengan botol aqua kosong. Sambil ketawa-ketawa khas Ayah, Ayah menitipkan pesan kepadaku dan kepada jam'ah studio saat itu, bahwa anak yatim, sudah seharusnya dididik jauh lebih keras dibandingkan dengan anak pada umumnya. Keras yang Ayah maksud adalah lebih kepada disiplin, lebih peduli dan dengan penuh kasih sayang, karena anak yatim lebih utama posisinya dimata Allah dibandingkan dengan anak-anak yang masih memiliki orangtua lengkap. Sampai saat ini, aku selalu mengingat pesan Ayah yang satu itu. Ayah, aku punya Sekolah Kreatif khusus anak yatim sekarang. Kapan-kapan datang ya Ayah :D

Ayah, tak ada hari tanpa menitikan air mata. Apalagi dulu saat aku selalu menghadiri jadwal Ayah dimana-mana.
Kini aku haus nasehat Ayah. Sudah lama aku gak hadir di kajian-kajian Ayah, atau sekedar membaca website Ayah.
Sudah lama, hati dan raga ini dipenuhi debu dosa yang begitu tebal. Bahkan perlahan ibadah-ibadahku drop, Ayah.
Aku malu pada Allah.

Ayah, aku harus bagaimana?
aku merasakan pengalaman pahit ditahun 2014 Ayah. Aku ingin sekali Allah berikan kesempatan untukku bisa langsung cerita didepan Ayah.
Tapi, siapa aku? ketika aku bertemu dengan Ayah saja, tetiba aku malu. Aku merasa gak pantas jadi murid Ayah, aku masih banyak dosa nya Ayah.

Ayah, kalau aku bertemu denganmu saja malu, apa jadinya aku nanti dihadapan Nabi Muhammad, apakah aku bisa menjadi salah satu umat yang bisa langsung bertemu dengan kekasih Allah. Semoga Allah senantiasa mengampuni seluruh dosaku ya Ayah.

Ayah,
Aku takut Yah, sudah banyak tanda-tanda akhir zaman. Aku harus bagaimana Ayah, banyak sekali fitnah, perzinahan, kerusakan dimana-mana dan masih banyak lagi kekhawatiran lainnya. Tapi, semua kekhawatiran itu sirna Ayah, kalau aku denger Al Qur'an yang dibaca Ayah. Ayah, next presiden nya Ayah aja ya. Aku akan dukung Ayah.

Ayah,
tawaran ayah untukku mengabdi di SYM Daarul Quran, sampai saat ini aku masih sangat berharap suatu saat kesempatan itu akan datang lagi padaku. Aku masih terus berdoa, bisa tinggal di ketapang, mengabdi di program SYM, dan perlahan menghafal Al Qur'an. Kenapa aku ingin sekali Ayah, karena aku ingin membalas budi baik Ayah kepadaku. Aku ingin mengerahkan potensiku untuk berdakwah bersama Ayah.

Oh iya Ayah, terima kasih karena amalan-amalan Ayah yang sudah dibagi kepadaku. Alhamdulillah aku bisa sampai baitulloh tahun 2014 lalu, aku berhasil mencium hajarul azwat karena Izin Allah.
Amalan ayah, baca surat Al Hadid 1-6, Worth it Ayah!

Ayah, aku masih mau banyak belajar sama Ayah.
Ayah jangan meninggal dulu ya.
Aku akan berdoa sama Allah, semoga Allah senantiasa memanjangkan dan memberkahi usia Ayah dijalan dakwah. Harus ada Ayah...Ayah... yang baru, demi untuk melanjutkan perjuangan dakwah yang sudah Ayah torehkan sejauh ini. Dan Ayah, izinkan aku menjadi salah satu santri kebanggaan Ayah ya...

Santri kebanggaanmu, Bayyinah