Minggu, 03 Februari 2019

Review Buku Saatnya Ibu Menjadi Ibu (SIMI)

Assalamu'alaikum,
Hai!

Ini adalah blog pertama, setelah blog terakhir yang ditulis Maret 2016 lalu.
Terakhir kali nulis, masih single. Sekarang Alhamdulillah sudah punya suami dan anak lucu bernama Rania.

Teh Febrianti Almeera, kerap disapa Teh pepew ini, udh bikin saya terpukau dari awal berjumpa, 2013 silam (kalo gak salah) di Masjid Agung Sunda Kelapa. Saya udah tandain, ni orang kayanya bakal berpengaruh positif untuk keberlangsungan banyak orang. Saya bahkan do'a khusus sama Allah, agar orang-orang seperti teh pepew di banyakin aja. Biar tambah meluas kebaikan-kebaikan lainnya.

Eh bener aja, denger kabar beliau menikah. Satu macam teh pepew aja udah keren. Siapa pula orang beruntung yang bisa nikahin teh pepew. Itu orang pasti punya kelebihan juga. Dan benar lah, suaminya itu kang ulum, dulu apa yah sebutannya, decision maker (?) apa gtu.

Singkatnya...
3 minggu lalu, nongol lah di IG saya, mereka baru ngeluarin buku.
Zuzur Saya gak punya budget. Tapi saya naksir betul sama ni buku.
Alhasil, saya modal sholawat sama sok nanya2 sama teh pepew, harganya berapa.
Pas tau harga, saya mundur. Gak jadi beli.
Tapi sangat menggoda iman.
Akhirnya saya beraniin diri untuk minta disisakan satu, (waktu itu tinggal 200 dari 3000 exemplar yang udh ludessss sekarang) sampe saya punya uang dan bisa transfer.
Eh emang betul2 baik pisan. Rejeki saya, suami dan rania.
Saya malah dihadiahin. Sepasang pula.
Bahagia betul sayah.

ini penampakannya :

Buku SIMI

Nah, inilah isi buku yang bikin saya ngangguk2 sepanjang saya baca.
Buku ini bisa dibilang manual book nya atau ringkasan++ dari buku Fitrah Based Education.
Kenapa saya sebut ++, karena teh pepew membahasnya secara baik dan memahamkan.
Saya beli buku FBE udh lamaaaa. Tapi gak ngerti2 isi bukunya. Saya sampe curhat langsung sama Ust, Harry Santosa. Kata beliau buku itu (FBE) gak harus dibaca urut, bisa sesuai kebutuhan.
Udah gitu, ditambah ada pematangan materi 'enlightening parenting', tambah bikin saya jatuh cinta sama buku SIMI ini.

Beda FBE, Beda SIMI. SIMI teh harus urut, biar paham.
Baiklah, setelah satu minggu membaca sampai habis SIMI (Saatnya Ibu Menjadi Ibu), saya semakin lega atas keputusan saya untuk Resign dari karir, yang sudah saya bangun selama 5 tahun.

Kalau boleh cerita sedikit,
Karir saya sudah lumayan untuk kategori lulusan teknik industri.
Lokasi pekerjaan yang tidak jauh sampai sallary yang sudah cukup lumayan, pada awalnya saya kira bisa menyambi untuk berkarir dan menjadi ibu.
6 bulan saya coba, nyatanya saya tak mampu.
Saya menyerah.
Ditambah saat itu, Ayah dan Ibu sakit keras secara bersamaan. Mereka juga perlu perhatian dan perawatan.
Dan ternyata itu jadi pembahasan pertama di buku Saatnya Ibu Menjadi Ibu. Wanita Karir VS Ibu Rumah Tangga.

Saya suka cara teh pepew ngejelasinnya. Make sense banget. Tentang peranan dan tugas utama ibu. Tentu saya bukan tipikal yang mustitasking, bisa mengerjakan dua hal bersamaan itu.
Jadi wanita karir dan jadi ibu. Pusing Gaess. Itu Kalo saya ya, kalo teman-teman mampu silahkan. Asal jangan ada yang terzholimi.


Buku SIMI terdiri dari 5 Bab, yang isinya daging sekali.
Bahasanya ringan dan seperti bisa memvisualkan Teh pepew bener-bener ngomong didepan mata. Lugas, Tegas dan Solutif dari setiap masalah yang di angkat dari buku ini.
Udah ciri-ciri Teh Pepew Beudh...

Bab 1 : Strong From Home
Bab 2 : Fitrah Ibu (Bab Favorit)
Bab 3 : Home Based Education
Bab 4 : Fitrah Based Education
Bab 5 : Indikator Sukses Home Education Berbasis Fitrah

yang pada bab 5, akan ketahuan mana anak yang berhasil terdidik dari Fitrah Based Education tadi.
Berikut ringkasan dari bab 5 :
- Anak Tumbuh menjadi manusia yang Allah kehendaki
- Anak Mengenal Visi Sejati Hidup
- Anak Menemukan Misi Spesifik Dirinya
- Anak Mengambil Peran Di Masyarakat
- Anak Berkontribusi Membangun Peradaban

Kebayang gak kalo indikator di atas udah nempel di anak kita, ya Allah. Betapa bahagianya kan kita jadi orang tua. Nah Bab 5 ini gak bisa dibaca tanpa menyelesaikan bab 1-4, jadi wajib kudu beli dan khatamkan bukunya. ---> Denger-denger akan ada PO kedua, siap siap yak!

Saya jadi tau, ternyata marah itu sendiri ada macam-macamnya (Kurhun, Sukhtun, Ghodbun, La'natun).
Terus, dari buku ini saya sama suami makin mantep untuk gak nyekolahin anak kami, sampai usia 7 tahun. Kalo suami malah extreem, sampe 12 tahun. Langsung magang aja katanya. Karena baca bab nya, sejarah sekolah. Masya Allah. Saya pengen nangis bacanya. Contohnya tuh beneran real. Teh pepew nulis secara gamblang,

Ditambah ada kisah Nabi Muhammad, beserta keterangan usia-usia nabi dan kegiatannya waktu itu. Dan itu gak ada di sistem persekolahan sekarang. Mantul!
Yang lebih kongrit lagi adalah, buku ini sangat solutif. Memaparkan pentingnya peranan ayah untuk anak-anaknya (walaupun kebanyakn dibedah di buku SAM, Saatnya Ayah Mengasuh), tapi dijelasin juga solusi2 untuk anak yang udah ditinggal lama oleh sang ayah. Mau itu cerai atau meninggal dunia. Ternyata bisa kok dicarikan sosok lain. Bisa paman, kakek atau saudara laki2 dewasa yang bisa jadi tauladan.itu pun disempurnakan juga denga cerita sosok2 yang membersamai Nabi Muhammad dari kecil hingga dewasanya. Yaitu adanya sosok paman dan kakek nabi.

Terus ya, dari buku SIMI ini, intensitas saya nyusuin sambil ngegadget jadi berkurang (belum drastis sih, tapi saya usahakan betul untuk saya kurangi.

Saya suka paragraf ini.
" Ibu, akan banyak menghabiskan waktunya di rumah bersama dengan muridnya, yaitu anak. Sementara Ayah akan membuat kebijakan dan keputusan arah pendidikan rumah, sambil sesekali berkunjung keluar rumah untuk mendapatkan "bahan ajar dari alam" yang akan diterapkan oleh muridnya." (SIMI, Halaman 110)




Salam Takzim dari Kami
IQRA Family

Best Regards,
Ridha Bayyinah
Manager Of IQRA Family