Kamis, 19 November 2015

Siapa yang benar dan siapa yang salah ?

Islam dan Muslim

kata yang pertama adalah Agamanya, kata yang kedua adalah orang yang meyakininya.
Tuhannya 1 yaitu Allah, dan penunjuk jalannya adalah Nabi Muhammad SAW.
Kitabnya Al Qur'an, dan itu sudah sangat jelas.

Islam adalah agama yang rahmatan lil'alamin, rahmat bagi setiap makhluk (Insya Allah bener maksudnya).

Aku sebagai umat muslim, sangat bangga dengan agamaku.
Agamaku mengajarkan tentang bagaimana sesungguhnya hidup, agamaku mengajarkan kedamaian dan agamaku mengajarkan juga bagaimana berhubungan dengan yang lain.

Semua sudah tertulis di Al Qur'an, dan sudah dilakukan oleh Nabi kebanggaan Nabi Muhammad SAW.

Tapi,
melihat keadaan saat ini.
ketika Islam dan Muslim diinjak-injak, ingin rasanya diri ini berteriak.


Heeeeeeeeeiiiiiiii, yang pembuat bom itu bukan muslim, yang membunuh anak kecil itu bukan muslim yang terorissss itu bukan muslim. bukan bukan bukaaaaaaaaan

Bahkan Nabi kami menyarankan dan mencontohkan dengan tegas bahwa Islam itu adalah agama yang cinta kedamaian. Ada waktunya Nabi berperang, tapi juga tidak semena-mena.

Wahai Allah,
hati ini begitu sesak, saudara kami di bom tapi kami masih diam seribu bahasa disini.
Islam difitnah, Muslim di injak-injak.
Kami bisa apa Ya Allah :"(

Kami masih mementingkan diri sendiri, kami masih mengutamakan kekayaan kami, kebahagiaan kami. Tapi, saudara kami disana, adik adik kami, bahkan saat menghadapMu, tinggal kepala atau usus nya saja yang tersisa :"(


Ya Rabb, siapakah yang benar dan siapakah yang salah?
Aku nggak tau,

Maafkan kami lalai atas kebodohan kami sendiri.
Maafkan kami tidak memperjuangkan hak kami sebagai Muslim di dunia, lantaran kami tidak bisa berkoar atas nama kebenaran.
Kami masih dangkal akan ilmu ilmu kami, bahkan tentang agama kami sendiri.

Ya Rabb,
Beri kami petunjuk, arahkan kami, sadarkan kami dan Ampuni kami :"(

Kamis, 12 November 2015

"Ya Allah, besarkan impianku. Kirimkan orang-orangnya. Kirimkan cara-caranya"



"Ya Allah, besarkan impianku. Kirimkan orang-orangnya. Kirimkan cara-caranya" Ini adalah bunyi do'aku, sejak kurang lebih 2 -3 tahun yang lalu. Berawal dari begitu antusiasnya aku mengikuti berbagai macam seminar ataupun training yang Ippho Santosa selenggarakan, maka di training Magnet Rezeki inilah aku mendapatkan untaian do'a Ippho Santosa yang Ia ucapkan di umrohnya Ia di tahun 2009. Aku pun mencatat do'a itu dan kucoba aplikasikan menjadi untaian doa wajibku di hampir setiap sujud dalam sholatku.

Dan tepat tahun ini, saat ini, detik ini, Allah benar-benar telah mewujudkannya.
Allah benar kirimkan orang-orangnya, Allah benar kirimkan cara-caranya.
Dengan bermodalkan impian yang berada di ambang batas ketidak wajaran :D
Allah mengabulkannya.

Tapi kawan, nggak semua yang kita lalui nantinya akan semulus yang kita kira. Akan ada air mata, akan ada kebimbangan, akan ada kerelaan untuk melepas sesuatu. Cuma satu, LALUI saja. Semua akan ada ujungnya. Ujungnya pun persis seperti do'a kita, atau malah jauh lebih manis dari yang kita kira. Ciyuuusss. Allah itu Maha Romantis,


Ketika Aku butuh untuk Sekolah Kreatif, jingle song untuk membuat kegiatan ini lebih berwarna, ternyata sudah ada yang lebih dulu mengarang lagu beserta kata-kata yang didalamnya sarat dengan makna.
Ketika Aku juga butuh orang yang sigap untuk kegiatan-kegiatan lapangan, ada juga orang itu di ABC Club. Ketika aku juga ditugaskan untuk membuat naskah drama yang akan ditampilkan untuk malam puncak penghargaaan, ada pula yang sudah dengan sangat keren merangkai kata demi kata di naskah itu. Aaaaakkkkkkk!
Masih banyak lagiiii, Ya Rabb

Aku menyayangi mereke karena Mu.
Berikan yang terbaik untuk mereka, orang-orang yang tulus mengurus dan mensupport yatim untuk terus bangkit dari keterpurukan. Dimana kami memberikan nggak cuma 'ikan' nya tapi 'kail' nya. Agar mereka bisa menikmati, indahnya berjuang atas dasar cinta kepada Allah.

Istiqomahkan Jiwa,  Raga kami.
Bila kami belum kuat, maka kuatkan
Bila kami belum mampu, maka mampukan
Bila kami belum ikhlas, bantu kami untuk ikhlas

Kirimkan cara-caranya, Kirimkan orang-orangnya.
Aaaamiin :)

Senin, 09 November 2015

Kami mundur secara sportif dan saling mendo'akan

"Desember sudah selesai nggak selesai dikumpulkan, karena januari besok aku sudah 32 tahun."

Itu ucapannya, saat beberapa hari kita baru bertemu dan berkenalan.

Siapa yang tidak berbunga-bunga hatinya, ketika memang momen yang ditunggu-tunggu tiba, sesuai target yang direncanakan. hehe

Aku hampir saja dilamar, hehehe :D

Berangkat dari perkenalan yang berawal dari profilku di republika kami difasilitasi oleh kakak kami masing-masing untuk tahap pertemuan, serta berlanjut dengan tahap perkenalan lebih dalam.

Selama 2 minggu kurang 4 hari ini, hidupku lebih berwarna, walaupun memang tidak berlanjut karena adanya kesepakatan.

Dia adalah sosok yang sebenarnya Aku idamkan, karena usia nya juga sudah matang.
Namun, apa mau di kata, dari awal kita pun sepakat kalau memang tidak (bisa) saling mendukung, lebih baik kami masing-masing saja dengan kesepakatan.

Ternyata obsesi ta'aruf itu, nggak bisa disamakan dengan fase perkenalan pada umumnya. Bukan berarti perpacaran, tapi saling bertukar informasi, agar nantinya tidak saling salah paham.

Indahnya memilih karena Allah
Meskipun terlihat jelas perbedaan diantara kami, kami berusaha dulu menyelami karakter dan kepribadian kami masing-masing. Tanpa menghakimi satu sama lain. Tetap pada track saling menghargai dan menghormati di awal bertemu. Tapi, kayanya aku agak loss diawal sih Mas hehe :D

Pada akhirnya, kami memilih untuk tidak memaksakan kehendak. Kami menyadari, kalau disatukan nggak akan bisa, karena masing-masing dari kami sudah memendam keraguan dengan banyaknya list perbedaan.

Kata si mas,
Kayanya kalo bersatu, bakal jadi Badai nih si rumah tangga :D

Dia adalah sosok yang meski sedari awal selalu saja menceritakan beberapa hal buruk tentang dirinya atau sekadar mengeluh, namun begitu bahagianya diriku pernah menjadi bagian dari perjuangannya.
Aku dan dia yang memang memiliki target menikah, berusaha mendalami keseharian kami masing-masing. hmmmm... ternyata, air dan minyak memang tidak bisa disatukan.

Berbeda dengan kisah teman-teman kami mungkin, yang bermasalah dengan restu orang tua,
orang tuaku dan orang tuanya sudah sangat setuju dengan hubungan kami, Sebenarnya mereka mengharapkan keberlanjutan. Namun, kami sangat memahami, tidak ada satu pun kebaikan jika diawali dengan keraguan dan sesuatu yang dipaksakan.

Aku hampir saja ingin melindungi egoku, begitupun juga dirinya kurasa. Kami awalnya ingin melihat sejauh mana kami bertahan dengan (bukan) siapa sebenarnya diri kami.
Hehe, Maafkan sudah memaksamu membaca buku ya mas :).

Aku cenderung orang yang keras dan sangat senang komunikasi alias nggak henti-hentinya chatting, paling doyan kordinasi dan konfirmasi yang memang sudah jadi keseharianku, bisa jadi membuat dia BT setelah banyak ngobrol.

Sedangankan Ia adalah sosok yang sangat lembut dan lebih senang to the point. Yang lebih senang bertemu dan berdiskusi, ketimbang chatting atau telpon-telponan. Dia pun sudah berhasil mengambil hati Bapak sama Umi sebenarnya. haha,
Rangkaian proses tadi membuat kami pada akhirnya merendahkan hati dan terus berdoa untuk mendapatkan jawaban terbaik.
Banyak hal bertolak belakang. Namun diawal aku menutup mata akan hal itu. Aku kira perlahan akan bisa bersatu. Tapi, nyatanya tidak (atau belum mungkin, hehe siapa yang tau)

Namun.....
akhirnya, kami memilih menjadi teman yang sangat kece dan saling mendukung serta mendoakan untuk setiap langkah kami.

Terima kasih ya Mas, kita sudah pernah saling mengisi satu sama lain. Aku akan selalu mengingat pesanmu, namun juga jangan lupa saranku yaa :D

Untuk hal yang mungkin menjadi kesalahan terbesarku, Aku mohon dimaafkan ya. Aku selalu berdoa agar kamu setiap langkahnya, di ridhoi dan dilindung oleh Allah SWT.

Tips untuk teman-teman yang sedang dilanda keraguan tentang JODOH. Ada beberapa tips untuk kalian :

1. Teruslah berazzam, bahwa niat baik menikah ingin kamu dapatkan karena campur tangan Allah dan semata-mata untuk mendapatkan ridho Nya. Sholat Tahajud sama Istikhoroh, Polll banget.

2. Coba komunikasi dan berikan kesan terbaik di awal (rasanya aku gagal disini hehe)

3. Jangan memaksakan kehendak. Karena baik belum tentu benar, namun benar sudah pasti baik. (Ini pesan dari si Mas)

4. Jangan Baper-an, No Hurt Feeling. Nothing To Lose. Kalo gagal, kan masih bisa jadi teman

5. Perkuat ikhtiar lainnya, banyak sedekah dan tutup lagi dengan do'a

Alhamdulillah, lega dan bersyukur :)