Senin, 29 Februari 2016

MENGECEWAKAN atau DIKECEWAKAN ?

Selama hidup, ada berapa fase yang kita lalui. Tak terhitung bukan?
terkadang kita melewati fase sedih, fase bahagia, fase beruntung dan pernah pula melalui fase kecewa.
Percayakah, setiap fase itu adalah buah dari perbuatan kita sendiri.
Jika kita pernah sampai pada fase dikecewakan, mungkin kita pernah melewati fase mengecewakan. Ada beberapa atau bahkan, banyak orang yang kecewa karena perbuatan kita.
Mungkin sebagian lain, pernah juga menangisi kata-kata menyakitkan yang keluar dari kita, atau bahkan kepercayaan yang sudah mereka berikan sirna, lantaran kita yang melepas kepercayaan itu pergi entah kemana.

Sesal?
Ya, seharusnya bisa berbuah penyesalan. Namun, penyesalan seperti apa?
Penyesalan yang berbuah kepada suatu hikmah dan pembelajaran.
Setiap kita yakin setiap fase kehidupan itu adalah fase belajar, kita bisa memaknainya pula sebagai pendewasaan diri untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.

Untuk apa menjadi pendendam, jika kita bisa memilih untuk memaafkan.
Untuk apa menjadi sedih, jika kita bisa memilih bahagia dan mengikhlaskan.
Untuk apa menjadi tak tenang, jika kita bisa memilih mengambil hikmah dari setiap proses.

Mengecewakan orang lain, sudah sejatinya kita berazzam untuk mengurangi intensitas itu.
Kalaupun kita masih dikecewakan oleh orang lain, maka bisa jadi itu teguran, bisa jadi itu ujian.
Bisa jadi kalau kita Ikhlas menjalaninya, itu jadi ladang amal untuk kita semua.

Jalanilah selama itu membuahkan pelajaran, yang nantinya berujung pada pendewasaan.
Allah, selalu seperti apa yang kita prasangkakan.
Allah, selalu mendengarkan setiap untaian do'a, dan memilihkan waktu yang tepat untuk diwujudkan.
Hidup ini, tak akan pernah menjadi mulus.
Yang pasti, jadikan hidup kita selalu berfokus pada ampunan dan ridho dariNya.

Be a Great Muslim guys!

Minggu, 21 Februari 2016

Bertemanlah, Bersahabatlah

Aku adalah orang yang sangat percaya, bahwa silaturahim itu kunci rezeki.
Ya, dan memang benar itu adanya.

Namun, kali ini aku ingin sedikit menguraikan silaturahim versiku, yang hingga saat ini aku selalu menjadi saksi bahwa rezeki tak disangka-sangka memang ada.

Begini ceritanya.
Sering gak ketika kita mulaberteman, ada hal lain yang tercetus.
"ini orang kalo gw jadiin temen, apa manfaatnya buat gw"

Aku termasuk yang gak setuju akan hal itu. Memang iya silaturahim atau berteman itu kunci rezeki, namun jangan apa apa nuntut sesuatu yang sejatinya buat keuntungan diri kita. Coba deh yang sebaliknya,
Ketika kita berteman dan bersahabat dengan orang lain, ubah mindset nya , sejauh mana kita, bisa jadi manfaat buat teman kita. Bagiku yang kaya gitu akan jadi lebih asik.
Kita semata-mata berteman, karena memang kita ingin bermanfaat untuk teman kita. Jangan pake embel embel dulu. Biar apa? Biar ikhlas dalam hati kita itu udah tersetting dulu.

Kalaupun jadi ada rezeki yang balik ke kita, ya itu bonus dari Allah.

Hingga nantinya, seumpama kita malah diketemuin sama orang yang kayanya bisa jadi teman kita tapi padahal palsu (suka ada yang kaya gitu) sifat ikhlas kita udah tersetting, kaya otomatis aja gitu. Kita jadi gak gampang kecewa dan gampang ngelepasnya. Gak terus-terusan terpuruk.

Pasti yang kaya gini itu, banyak juga plus minusnya. Tapi Bagiku ini banyak plus nya. Kalo bagi temen temen Juga begitu, bisa dicontoh yang baiknya ya. Jangan yang jelek nya.

Berteman dan bersahabatlah dengan orang sukses yang gak sombong. Juga, berkontribusilah diantara keduanya.
Pelajari track demi track yang mereka lalui, untuk jadi bahan acuan kita untuk berjuang. Berkontribusilah semampu kita. Apapun itu.

Foto dibawah ini adalah mereka, yang selalu membuatku gak bisa tidur. Saking menginspirasinya.
Cholidi Asadil Alam, Shynta Diani, Aku, Siti Chairunnisa dan Mega Taufani. Orang-orang sukses yang gak ada tinggi hatinya sama sekali. Semoga Selalu Allah curahkan berkah dan kasih sayangnya, diantara kita semua. Aaaamiin :)


Bangun dari tidur panjang

assalamu'alaikum Selamat Malam

Setelah sekian lama membuat blog ini berdebu.
Mulai malam ini, InsyaAllah tangan ini akan memulai kewajibannya untuk menulis apa yang bisa menjadi kebaikan dan blog ini menjadi sarana untuk mengevaluasi diri dari sekian banyak kesalahan yang pernah diperbuat.

Saatnya memperbanyak poin untuk berbuat baik dan semoga yang Maha Kuasa selalu meridhoi kita dengan segala curahan Rahmat nya. Aaamiin