Wahai calon imamku,
Detik ketika aku menulis, Aku yakin kau hadir di suatu belahan bumi ini.
Mungkin kita berpisah jarak dan waktu, namun namamu telah tertulis di Lauhul MahfudzNya.
Namamu tertulis, jauh sebelum Aku lahir ke dunia ini.
Ketika nanti Allah mempertemukan Kau dan Aku dalam ikatan suciNya,
Aku sangat yakin bahwa memanglah sudah saatnya.
Layaknya anak muda, ingin rasanya Aku memperkenalkan dirimu dengan teman-temanku.
Tapi Aku yang Aku ingin, memperkenalkanmu sebagai Imam dunia akhiratku, didepan mereka.
Karena bagiku, ikatan yang diakui oleh Allah adalah ikatan suci dalam sebuah pernikahan.
Untuk saat ini, Allah masih menyimpanmu disuatu tempat sana. Dan Aku percaya, Kau aman disana.
Namun, izinkan Aku menyampaikan sesuatu.
Aku tidak menuntutmu untuk menjadi seorang yang sempurna saat menjemputku.
Tapi, sepanjang perjalanan kita berdua merangkai histori di dunia,
Jadikanlah Aku penyempurna hidupmu, dan dirimu pun menjadi penyempurna hidupku.
Aku inginkan Kau yang selalu memberikan kasih sayang seutuhnya untukku dan keluargaku.
Sama halnya dengan diriku, yang akan memberikan rasa sayang yang tulus untukmu serta keluargamu.
Aku percaya,
Kau akan menjadi orang yang dengan sigap memberikan pundakmu, untukku saat Aku sedih
Kau akan menjadi pelipur lara, serta penguat dari segala ujian yang akan kita lalui nanti.
Kau akan menjadi pendamping ekstra sabar, yang pelan-pelan membenahi kelakuan istrimu yang mungkin kurang wajar atau bahkan mengecewakan.
Kau adalah pelengkap keluargaku, menantu yang dibanggakan oleh kedua orangtuaku.
Kau akan pula, mempercayai serta mengimani apa yang menjadi impianku untuk bisa kita raih bersama. Mencapai tujuan, serta lengkap untuk menghadapi hambatannya.
Kau akan jadi pemimpin yang selalu bisa mengarahkan dengan sabar kemana Istri dan Anak-Anakmu akan melangkah.
Kau adalah prajurit cintaku, yang telah memenangkan hatiku untuk bisa mencapai ridho serta hidup berkah sebagai pasangan sedunia dan sesurga.
Akupun sadar, pasangan itu haruslah melengkapi.
Jika Kau lakukan semua itu untukku, Insya Allah akupun akan melakukan hal yang sama untukmu.
Teruntuk Calon Imamku,
Prajurit Cintaku,
Ini adalah sebuah karya untuk Allah. Impian untuk bisa terus mengenal Allah melalui perjalanan hidup yang penuh dengan perjuangan untuk menggapai impian. Berikhtiar dan bermimpi dengan cinta, bersandar kepada Allah untuk segala perwujudannya. Karena Ia yakin, hanya Allah lah Maha pemilik sebenar-benarnya cinta. Cinta yang Ia yakini sebagai fitrah dan landasan untuk beribadah. Dengan cinta semua impian-impiannya akan terwujud, dan cinta ini hanya dari dan untuk Allah.