Rabu, 04 Maret 2015

Teruntuk Ayahanda Ustadz Yusuf Mansur

Ayah, adalah panggilan untuk santriwan santriwati Daarul Qur'an kepada Ustadz Yusuf Mansur.

Meski bukan seutuhnya santri Ayah, izinkan aku memanggilmu Ayah.
Karena raga dan hati ini sedari dulu ingin menjadi salah satu santri kebanggaan Daarul Qur'an.
Sejak kurang lebih 3 tahun lalu, tepatnya di At Tin, aku mulai mencari segala hal dan informasi tentang Ayah.
Bersama sahabatku, Ia menceritakan tentang perubahan hidupnya saat ini, yang berawal dari amalan-amalan Ayah atas Izin Allah SWT.

Ayah, betapa Allah sangatlah baik. Membolak-balikan hatiku menjadi insan yang saat ini kurasa atas izinNya menjadi insan yang lebih baik, Insya Allah.

Ayah, setiap dimanapun jadwal ceramah Ayah, walaupun letih, capek, sakit dan tempatnya jauhpun, tetap aku paksakan hadir. Karena aku selalu merasa dekat dengan Allah ketika aku mengikuti kajian-kajian Ayah.

Ayah, modal utamaku bertahan di Palembang saat Kerja Praktek, cuma channel ANTV buat nonton Chatting YM, Internet buat stalking twitter Ayah dan CD 4 surah keluarga Anggawie. Itu semua adalah wasilah aku sampai aku akhirnya merasakan nikmat ibadah kepada Allah yang luar biasa.

Betapa baiknya Allah, Yah. Sepulangnya dari Palembang, aku bisa bergabung di Komunitas kebanggaanku sampai detik ini. Apalagi kalau bukan SYM (Sejuta Yusuf Mansur). Dari situlah aku makin sayang sama Allah, Yah. Aku bener-bener ngerasa kecil banget disitu. Masih sedikit banget ilmu yang aku miliki, sampai pada akhirnya aku gak mau jauh-jauh dari Ayah. Karena Ayah, wasilah sesungguhnya aku bisa sedikit-sedikit menggapai impianku Yah.

Dream Pray Action.
Allah dulu, Allah lagi, Allah terus.
Itu yang sering Ayah ulang-ulang.

Ayah,ingatkah saat Ayah ngomel sama aku di ANTV saat shooting Chatting dengan YM? Aku diomeli Ayah, lantaran aku meminta izin Ayah untuk mengajak anak yatim Ayah jalan-jalan ke dufan dan Ayah gak ngizinin. Aku malu Ayah, malu sekali. Ayah mengomeli aku didepan jama'ah Ayah yang lain, aku malu. dan akhirnya aku kembali ke tempat duduku dengan nangis sesegukan. Gak lama dari situ, Ayah mendatangi aku dan memukul-mukul ringan kepalaku dengan botol aqua kosong. Sambil ketawa-ketawa khas Ayah, Ayah menitipkan pesan kepadaku dan kepada jam'ah studio saat itu, bahwa anak yatim, sudah seharusnya dididik jauh lebih keras dibandingkan dengan anak pada umumnya. Keras yang Ayah maksud adalah lebih kepada disiplin, lebih peduli dan dengan penuh kasih sayang, karena anak yatim lebih utama posisinya dimata Allah dibandingkan dengan anak-anak yang masih memiliki orangtua lengkap. Sampai saat ini, aku selalu mengingat pesan Ayah yang satu itu. Ayah, aku punya Sekolah Kreatif khusus anak yatim sekarang. Kapan-kapan datang ya Ayah :D

Ayah, tak ada hari tanpa menitikan air mata. Apalagi dulu saat aku selalu menghadiri jadwal Ayah dimana-mana.
Kini aku haus nasehat Ayah. Sudah lama aku gak hadir di kajian-kajian Ayah, atau sekedar membaca website Ayah.
Sudah lama, hati dan raga ini dipenuhi debu dosa yang begitu tebal. Bahkan perlahan ibadah-ibadahku drop, Ayah.
Aku malu pada Allah.

Ayah, aku harus bagaimana?
aku merasakan pengalaman pahit ditahun 2014 Ayah. Aku ingin sekali Allah berikan kesempatan untukku bisa langsung cerita didepan Ayah.
Tapi, siapa aku? ketika aku bertemu dengan Ayah saja, tetiba aku malu. Aku merasa gak pantas jadi murid Ayah, aku masih banyak dosa nya Ayah.

Ayah, kalau aku bertemu denganmu saja malu, apa jadinya aku nanti dihadapan Nabi Muhammad, apakah aku bisa menjadi salah satu umat yang bisa langsung bertemu dengan kekasih Allah. Semoga Allah senantiasa mengampuni seluruh dosaku ya Ayah.

Ayah,
Aku takut Yah, sudah banyak tanda-tanda akhir zaman. Aku harus bagaimana Ayah, banyak sekali fitnah, perzinahan, kerusakan dimana-mana dan masih banyak lagi kekhawatiran lainnya. Tapi, semua kekhawatiran itu sirna Ayah, kalau aku denger Al Qur'an yang dibaca Ayah. Ayah, next presiden nya Ayah aja ya. Aku akan dukung Ayah.

Ayah,
tawaran ayah untukku mengabdi di SYM Daarul Quran, sampai saat ini aku masih sangat berharap suatu saat kesempatan itu akan datang lagi padaku. Aku masih terus berdoa, bisa tinggal di ketapang, mengabdi di program SYM, dan perlahan menghafal Al Qur'an. Kenapa aku ingin sekali Ayah, karena aku ingin membalas budi baik Ayah kepadaku. Aku ingin mengerahkan potensiku untuk berdakwah bersama Ayah.

Oh iya Ayah, terima kasih karena amalan-amalan Ayah yang sudah dibagi kepadaku. Alhamdulillah aku bisa sampai baitulloh tahun 2014 lalu, aku berhasil mencium hajarul azwat karena Izin Allah.
Amalan ayah, baca surat Al Hadid 1-6, Worth it Ayah!

Ayah, aku masih mau banyak belajar sama Ayah.
Ayah jangan meninggal dulu ya.
Aku akan berdoa sama Allah, semoga Allah senantiasa memanjangkan dan memberkahi usia Ayah dijalan dakwah. Harus ada Ayah...Ayah... yang baru, demi untuk melanjutkan perjuangan dakwah yang sudah Ayah torehkan sejauh ini. Dan Ayah, izinkan aku menjadi salah satu santri kebanggaan Ayah ya...

Santri kebanggaanmu, Bayyinah