Rabu, 14 Agustus 2013

Akulah Jodoh Sejatimu

JOMBLO ITU MULIA, TAPI...??! 

Tapi harus diakhiri :D
Ga ada kan yg mau Jomblo seumur hidup?? :p

Lalu, bagaimana cara mengakhiri keJombloan kita dgn CARA yg TEPAT?
KAPAN waktu yg TEPAT?


SOLUSINYA bisa kamu temukan dgn Hadir di ...








MenJadi,MenCari,MenDapat 31 Agustus 2013 | Smesco UKM Jakarta

Mentor2 Terbaik akan memBantu kamu utk menDapatkan ‪#‎JodohSejatimu‬!!

@FelixSiauw, Indra @noveldy, dr. Andhika @AmazingMentor 

GET TICKET: 321rb/orang;
ber2 500rb;
ber4 800rb

DAFTARKAN DIRI ANDA SEGERA!
Format :
Nama#email#no.HP#P/L

kirim ke nomor 088801013455

---INI YANG PENTING >>>> BAWA CV kalau sudah siap menikah yaa---

---Yang belum siap, belajar untuk mempersiapkan diri agar lebih mantap menjadi JOMBLO until HALAL---

PIN bb : 329ECBFA


JOMBLO itu MULIA !! tapi...??




Senin, 12 Agustus 2013

Uniknya Jodoh 1

Saya, insyaalloh ke depannya sangat ingin menjadi seorang konsultan jodoh. ehehe. Saya sangat ingin menyarankan kepada mereka, proses terbaik ketika ingin mencapai posisi terbaik dimata Allah. Pastinya dengan memantaskan diri, serta memilih proses ta'aruf. 

Saya pun belum lulus untuk proses ini, masih berjalan dan semoga Allah senantiasa istiqomahkan saya di jalan ini.

Saya ingin bercerita tentang pengalaman orang lain yang telah saya amati. 
Jodoh itu, saat kita kejar habis-habisan malah boro-boro nyamperin, respon aja enggak. 
Namun, di sisi lain. Ada orang yang telah capek ngejar-ngejar dan sampe di tahap "yaudahlah terserah Allah aja" malah jodohnya tiba-tiba aja nyamper, dan gak pake lama langsung ijabsah.

Nah, memang jodoh itu teka-teki dari Allah. Yang sabar, pasti dapet sesuai kesabarannya.

ada kisah unik tentang jodoh

Jadi ada seorang wanita. Wanita ini sedang galau, lantaran calon suaminya sudah mendesaknya untuk menikah. Namun wanita ini masih bingung, karena kakak perempuannya belum juga ada yang melamar.

Bingunglah wanita ini, sampai suatu saat Ia harus menjawab permintaan calon suami untuk menikahi dia.
Sang wanita pun menjawab Ia kepada sang calon suami. 

Kita kenal dengan uang pelangkah atau sejenisnya, apabila ada adik kita yang melangkahi kita untuk menikah lebih dahulu. Namanya juga jodoh, kalau memang sudah saatnya, harus disegerakan.

Pergilah Ia menghampiri kakaknya, untuk meminta izin menikah terlebih dahulu.
Syukurnya, kakak perempuannya itu telah berbesar hati, Ia mengizinkan adiknya untuk menikah. Itulah iman, Ia percaya kalau memang sudah datang jodohnya, Allah gak akan menghalang-halangi proses nya nanti.

Perbincangan selanjutnya adalah "uang pelangkah". Bertanyalah sang adik pada sang kakak, kakak ingin 'uang pelangkah' apa. Dengan guyonan, kakaknya menjawab 'cariin gw laki juga dah. biar samaan' istilah kasarnya seperti itu.

Kembali adiknya galau. Karena, guyonan kakaknya tersebut Ia anggap serius, dan selalu dipikirkan kemanapun Ia pergi. 

Sang adik berikhtiar, bertanya sana-sini kalau-kalau ada pemuda yang juga sedang mencari istri, mungkin kakaknya bisa menjadi calonnya. 

Singkat cerita, bertemulah sang adik dengan seorang pemuda yang juga sedang mencari istri. Tanpa berpanjang kalam, dipertemukanlah sang pemuda ini dengan sang kakak. Tak disangka, sang pemuda sangat menyukai sang kakak, dan ingin menyegerakan proses pernikahan mereka. Allahu akbar!

Akhirnya, pernikahan kedua kakak adik tersebut jatuh ditahun yang sama, dengan proses yang sangat diluar nalar manusia.

Itu hanya satu dari ratusan ribu kisah keunikan Jodoh yang bisa diambil pelajaran.
Kuncinya adalah ikhlas dan sabar. Namun bukan tanpa usaha. Ikhtiar manusia pun menjadi pelengkap dari segala do'a.

Istiqomah ya!
Single until Halal jadi yang utama.
Sampai jumpa di Jannah ya Muslimah :)

Minggu, 11 Agustus 2013

Do'a sang pemilik dosa

Ya Allah Yaa Rabb,

Engkau Satu-Satunya tempat  kami berlindung, tempat  kami mengejar Ridho, tempat kami memohon Ampunan atas dosa-dosa dan khilaf, yang mungkin tidak lagi terbendung di raga ini, juga di jiwa ini.
Sampaikan pula salam kami, kepada Kekasih kami, Junjungan kami,Nabi Muhammad SAW, yang dengan perjuangan Beliau, sampai detik ini kami bisa menikmati nikmatnya Iman juga keindahan Islam dalam kehidupan kami

Ampunan, serta Do’a, juga tidak dapat kami lepaskan dari lisan kami. Untuk para orangtua kami, bapak ibu kami, anak keturunan kami yang masih hidup, masih sehat raga dan jiwanya, maupun yang lebih dulu Kau ambil, karena rasa kasih sayang-Mu yang begitu besar kepada mereka

Tidak lepas pula, mohon ampunan dan doa terbaik untuk keluarga kami, sanak saudara, para kerabat, guru-guru yang telah berjasa dalam hidup kami, agar senantiasa Kau sayangi mereka beserta keluarga mereka. Kau berikan apapun yang mereka butuhkan, Kau cukupkan apa yang belum cukup, Kau datangkan Jodoh bagi yang belum berjodoh, Kau lahirkan anak keturunan terbaik, sepanjang zaman, para penghafal qur’an, yang dapat menolong keluarga dalam siksa kubur dan azab neraka. Haramkan tubuh kami ini dari Neraka-Mu yaa Rabb. Berikan segala yang menurut-Mu baik bagi kami, baik dari pandangan-Mu yaa Rabb, bukan dari pandangan kami yang selalu terbatas.

Sempurnakanlah kami dalam beribadah, walaupun kami yakin tidak akan pernah ada kesempurnaan itu dari diri kami. Karena kesempurnaan itu hanya Milik-Mu Ya Rabb. Lengkapilah apa yang belum lengkap, dari do’a-do’a kami kepada-Mu Yaa Rabb dan wujudkan semua impian, hajat-hajat kami, sesuai ikhtiar kami kepada-Mu dan kepada yang lainnya.

Istajib du’aanaa

Bukan dengan siapa kita menikah, tapi karena apa

Hampir sebulan sejak kepulangan saya dari Palembang, banyak hal yang ingin saya sharingkan tentang Proposal Taaruf To Allah. Alhamdulillah dengan Ridho-Nya, rasanya hati ini makin mantap dengan keinginan  untuk menikah. Jika waktu itu, saya kurang mengerti apa makna menikah  sesungguhnya, namun saat ini dengan izin-Nya saya terus menambah ilmu tentang pernikahan.


Bukan dengan siapa kita menikah, namun karena apa. 
Kalau alasan-nya karena Allah insyaallah Allah tanamkan cinta diantara suami istri itu cinta yang kekal, sampai akhirat kelak.
Visi dan impian saya, boleh dikatakan makin menggila. Namun yah itu, halangannya adalah masalah lingkungan yang terkesan kurang mendukung, tidak yakin, dan serangkaian kenegatifan lainnya. Ternyata benar apa yang dipaparkan banyak buku motivasi, bahwa kita justru yang harus terus mencari dan menciptakan lingkungan tersebut, sekalipun itu sulit.


Dengan menikah, saya akan didukung penuh oleh suami dan orangtua untuk mencapai impian-impian saya. Saya sering tumpahkan segala keluhan pada Allah, bahwa saya butuh makhluk-Mu Ya Rabb yang selalu mengusap air mata saya ketika saya sedih, selalu memeluk saya dengan kehangatan nya ketika saya jatuh dan berada di keadaan terpuruk. Bahkan menjadi sahabat yang selalu percaya akan hal apapun yang saya lakukan, ditengah ejekan dan hinaan orang. Semua itu dilakukan dengan ikatan yang sudah Kau halalkan Ya Rabb.


Saya sampaikan semua kriteria suami saya pada Allah. Ketika dunia bukan lagi menjadi tujuan utama. Saya bermuanajat kepada yang Maha Baik, yaitu Allah. Bahwa tujuan saya menikah adalah untuk menyempurnakan iman, mendouble-kan ibadah, dan pastinya Tujuan saya adalah diri-Mu ya Allah. Bukan materi yang saya cari, walaupun memang kedepannya sangat penting. Namun materi dapat dicari ketika iman sudah kokoh,sudah kuat, tauhid sudah tak diragukan. Ketika Allah menjadi satu-satunya pondasi , terkadang kalau saya tidak punya perasaan sedih atau khawatir, malah saya takut. Takut Allah sedang tidak memperhatikan saya. Tapi saya pun bersyukur, Allah selalu menyempurnakan semua perasaan yang menghampiri hati saya. Kadang saya sedih, kadang bahagia, kadang takut. Dan saya bersyukur, tandanya saya masih hidup.


Menikah, bukan hanya untuk saya. Justru untuk orang-orang sekitar saya. Ketika menikah, zhahir kami dua jadi satu. Kita akan saling mendukung satu sama lain. Apa yang tidak bisa suami kerjakan, maka saya yang bisa menghandle. Begitu sebaliknya. Saya tidak sabar, untuk selalu berkarya untuk Allah. Bukan berarti saya tidak semangat saat masih sendiri, namun akan lebih indah ketika saya melakukannya berdua dengan seorang imam terbaik yang Allah kirimkan untuk saya.
Ibadah, itu sejatinya harapan saya dalam pernikahan ini. Pernikahan adalah simbol terbukanya pintu-pintu rezeki yang ketika sendiri itu masih tertutup rapat. Bahkan bukan hanya simbol, tapi itulah arti pernikahan sesungguhnya.


Ketika sebuah kecupan, pelukan dan belaian halal menjadi suatu ibadah yang membuahkan pahala, detik itulah saya sangat mengistimewakan sebuah pernikahan.

Saya ingin bersamanya Ya Allah, dalam suka duka. Dalam keadaan yang Engaku ridhoi dan kasihi. Bukan hubungan yang Kau murkai.

Jadikan kami suami dan istri, yang agung ikatannya dihadapan-Mu. Membangun keluarga sakinah mawadah warohmah, menebar manfaat dan dakwah untuk orang lain. Kami tidak ingin masuk surga sendiri ya Allah, kami ingin kami dan sekitar kami ikut dalam golongan orang-orang yang masuk ke dalam Surga-Mu. Aku butuh dia ya Allah, kekasihmu yang saat ini pula sedang menunggu kehadiranku dengan ketaatannya kepada-Mu, menyempurnakan ibadah-ibadahnya, berusaha sekuat tenaga untuk menjadi pantas dihadapan-Mu, untuk menjadi imamku dunia Akhirat.

Surga itu ada di keridhoan mereka

Pertama-tama mau ngacungin jempol dulu buat para sekelompok perantau. Yang baru, maupun yang udah lama ngerantaunya.Apalagi niat ngerantaunya buat ibadah dan bahagiain orangtua, dengan cara halal dan langkah-langkah yang Allah restu dan ridhoin.
Saat pertama kali tau bakal ngerantau di Tanah Palembang ini, dikiranya gampang-gampang aja gitu. Nyelow, dan yaudah dibawa santai aja gitu. Tapi ternyata, banyak banget evaluasi, pelajaran dan hikmah dari semua ini. Tentunya dengan Ridho Allah.
Sekitar 40 hari,Insyaallah saya berada disini, perantau dari ibukota. Dengan perjuangan orangtua yang bela-belain nganterin ke lokasi plus nyiapin serba-serbi keperluan anak kosan. karena saking senengnya anaknya diterima Kerja Praktek di PT.PUSRI, Palembang. Pesan ini pesan itu disampaikan dengan penuh semangat, namun bercampur dengan nada khawatir.

Setelah puas muter-muterin kota yang saya kagumi ini, plus jalan-jalan santai di tepi sungai musi, sambil juga memandangi keindahan jembatan Ampera, yang begitu kokoh berdiri di tengah perairan sungai Musi kami bertiga, saya,umi dan bapak menikmati beberapa makanan khas kota ini, salah satunya adalah tekwan. Waah, indah banget, ditepi sungai musi kami menikmati kekayaan alam ini. Itu adalah sarapan sebelum mereka kembali ke ibukota.

Pulang jalan-jalan, umi dan bapak menyiapkan beberapa perlengkapan untuk kepulangan mereka ke ibukota. Sebelumnya kami juga menyempatkan diri, untuk mampir ke Masjid Agung Palembang, yang enggak kalah kokohnya sama Jembatan Ampera. Juga membeli beberapa buah pempek-pempek buat buah tangan yang akan dibawanya ke Jakarta.

Waktu tepat menunjukan pukul satu siang. Mereka telah bersiap. Namun, hati saya semakin gak enak. Semakin berat buat menyadari kalo saya bakal ditinggal sendiri di pulau ini. Walaupun komplek kosan saya, terdapat banyak orang, tapi tetap aja. Saat foto2 sama umi, saya gak kuasa menahan tangis, saya memeluk beliau dengan air mata yang sangat deras. Beliau memeluk dan mencium saya, dan berpesan “Umi yakin ridha sanggup, Ridha bisa bertahan, yang paling penting Umi udah nitipin Ridha ke Allah”



Saya menemani mereka berdua sampai bandara. Setelah itu, saya kembali ke kosan. Sepanjang perjalanan, saya terus membayangkan orang-orang yang sudah ditinggal orang tuanya bukan hanya beda pulau, tapi juga beda dunia. Yaitu para teman yang kedua orang tuanya sudah meninggal. Detik ini, saya baru menyadari, arti sebenar-sebenarnya kebersamaan dengan orangtua tercinta. Saya sangat bersyukur, Allah memberi saya kesempatan saya untuk benar-benar evaluasi dan memperbaiki diri saya untuk menjadi Insan yang lebih baik lagi, di Tanah Palembang ini. Demi mereka, yang setia berdo’a dan berkorban untuk saya dan kakak2 saya yang lain. Insyaallah, dengan kasih sayang Allah yang tak perlu diragukan lagi, Insyaallah saya bisa survive, dan melakukan yang terbaik untuk mereka. Saya pun berdo’a agar teman-teman juga bisa menjadi yang terbaik untuk orangtua-orangtua kalian. Oke. 

Mereka adalah hidupku

Alhamdulillah, setelah sekian lama menunggu. Akhirnya hari ini datang juga. Tepat dihari kamis, 23 Agustus 2012 dengan izin dan ridho-Nya berangkatlah Saya beserta Umi dan Ayah tercinta ke tempat saya akan mengabdi dan berjuang selama 40 hari yang saya niatkan untuk beribadah, Palembang.

Keberangkatan saya ke Palembang, semoga bisa menjadi awal saya dari segala-galanya. Di detik ini juga saya memulai lagi Riadhoh 40 hari, yang telah lama tertunda. Dengan beberapa hajat utama yang saya sampaikan kepada Allah tercinta, untuk dibantu pencapaiannya.

Allah, jadikan hamba, adalah salah satu hamba-Mu yang taat pada-Mu Allah, yang dengan membawa banyak dosa di dalam tubuh ini, semoga kau berikan aku kesempatan untuk membayar semuanya.
Di bandara, saya menulis ini. Sambil mendengarkan lantunan Surat Al Mulk dari anak-anak santri Ustad Yusuf Mansur, 3 bersaudara. Fahmi, Farhan dan Namira Anggawie. Sejuk banget. Adem gitu rasanya dengerin ini Murotal. Semoga disamping emang saya seneng dengernya, ini bisa jadi kebaikan sendiri buat diri saya, orangtua saya, keluarga saya, dan orang-orang sekitar saya. Terlebih lagi guru saya yang paling fenomenal, ialah ustadz Yusuf Mansur.

Sedih sekaligus seneng sampe di bandara. Norak deh, tapi emang bener, ini pertama kali saya naik pesawat. Bareng orang tua lagi. Tapi ini masih dibayarin sih sama orangtua. Insyaallah, beberapa tahun lagi, saya gak tau kapan, saya terus berdo’a dan bersholawat sepanjang jalan dibandara, agar ketika saya balik lagi ke bandara ini, saya dengan izin Allah, yang bayarin keluarga Umroh, terutama Umi sama Bapak saya dulu. Dibandara ini juga, saya jadi inget suatu do’a birulwalidain yang Subhanaallah banget pas diresapin,

Yaa Allah, atas setiap bacaan Al Qur’an kami yang Engkau terima,
Sholat-sholat kami yang Engkau Kabulkan,
Amal-amal sholeh kami yang Engkau Ridhoi,
Serta Sedekah kami yang Engkau Lipatgandakan pahalanya
Maka kami mohon Yaa Allah
Agar Engkau berikan keuntungan amal itu kepada Ayah dan Ibu kami lebih banyak daripada keuntungan kami
Engkau berikan bagian pahala lebih besar untuk mereka daripada bagian kami
Dan Engkau berikan andil ganjaran lebih besar bagi mereka daripada andil kami

Yaaa Allah, saya pengen buru-buru jadi orang sukses yang sholehah, mau ngelakuin apapun buat bikin umi ama ama bapak seneng. Tapi beberapa hari ini aja, saya udah bikin buanyaaaaak banget salah, buanyaaaak banget kekeliruan yang bikin umi dan bapak saya kecewa. Yaa Allah, izinin saya, kasih waktu saya buat minta ampunan-Mu Yaa Allah, tapi banyakin ampunan buat Bapak dan Umi saya dulu


My Thousand Dreams : Al Bayyinah Qur'an Village

Alasan umi membangun Yayasan ini ternyata bukan semata-mata karena ingin penghasilan lebih. Kurang lebih sekitar 7 bulan aku ikuti segala hal yang berbau Yayasan, setelah selama ini aku pura-pura tidak tahu, ternyata Umi hanya tidak ingin kehilangan moment bersama murid-murid nya. Yah, umi ku sudah 29 tahun, berkecimpung di dunia pendidikan,khusus nya Taman Kanak-Kanak membuatnya tidak mudah melupakan saat-saat bersama anak murid nya. Bahkan sering beliau bilang “ Umi itu, sama anak-anak  udah gak bisa dipisahin. Denger ketawa nya , nangis nya, ocehan nya. Itu justru Power buat umi. Anak-anak itu udah melekat banget di darah daging Umi.” Yah, begitu lah obrolan ringan yang biasa kita lakukan setelah sarapan. Meski tidak lama, namun 10-15 menit obrolan kita, sering menambah inspirasi untuk perkembangan Yayasan Al Bayyinah. Tidak jarang, bahkan kita temukan solusi dari masalah-masalah yang sedang timbul di Yayasan.
Mengetahui ketulusan niat Umi, untuk membangun Yayasan. Terus menggugah hati ku untuk meneruskan perjuangan Umi. Banyak orang tidak tahu, mereka pikir mendirikan Yayasan itu adalah sarana menambah profit. Itu salah besar. Bidang pendidikan, ilmu, dakwah kalau hanya dicari segala hal yang berbau profit, jadilah itu sarana yang tidak berkah. Ilmu pendidikan khususnya dakwah, justru ladang amal, ladang jariyah. Kalau mau banyak uang, ya jangan jadi Guru, sungguh lama menjadi kaya. Tapi kalau mau berkah nya, ya boleh lah pilih profesi Guru.
Pagi ini, kami baru saja menyelesaikan beberapa pekerjaan. Kami membereskan beberapa berkas, arsip dan inventaris yayasan. Umi, usia nya sudah menginjak setengah abad, namun sedetik pun aku tak pernah melihat kelelahan dari wajahnya. Aku sangat mengenal umi, beliau kalau mengerjakan apa-apa selama beliau masih bisa mengerjakannya sendiri, tidak akan minta tolong orang lain. Sekalipun itu pekerjaan-pekerjaan berat, angkat ini dan itu. Kadang aku malu, aku masih muda jauh usia nya dibanding beliau, tapi banyak ngeluhnya, banyakan gak mau nya.
Untuk itu, semoga Allah mantapkan niatku, Allah tegakkan jiwa raga ku, dan Allah bantu aku untuk selalu istiqomah dalam meneruskan perjuangan Umi. Aku berjanji pada diriku Ya Allah, mulai saat ini dan seterusnya, aku akan berusaha semaksimal mungkin membuat umiku bahagia. Aku yang akan menjadi pejuang, bersama kakak-kakakku dan rekan yang lainnya. Yang terpenting dari semua ini, kami bersama-Mu Ya Allah . Hilanglah segala duka dan kegundahan dalam diri kami. 
Selamat Datang Yayasan Islam Terbesar di Indonesia dan Dunia



Please Welcome Al Bayyinah Qur’an Village

Muslimah dengan sejuta impian

My Dearest Allah, kalau Kau izinkan aku menjadi seorang Muslimah yang bermimpi besar, dengan jutaan impian, harapan serta keyakinan, maka jadikanlah mimipi-mimpi dan harapanku menjadi nyata, keyakinanku semakin kuat, untuk keluarga, agama dan bangsa ini. Namun dengan penuh bersandar kepada-Mu. Agar dunia ini dengan ratusan juta umat manusia menyadari, betapa hebatnya diri-Mu, betapa besar-Nya dirimu. 

Keinginanku untuk mewujudkan sejuta impianku, Insyaalloh juga sebagai dakwahku, kontribusiku dan juga cintaku pada-Mu. 
Saatnya kami kembali kepada jalan kebaikan yang sudah jauh hilang dari kehidupan kami,
dengan tubuh berlumur dosa, penuh dengan ketidakadilan untuk diri kami, agama serta bangsa ini. Namun, sempatkanlah kami untuk kau berikan hidayah.




Sabtu, 10 Agustus 2013

Allah bayar air mata kita

Pernah berfikir tentang JODOH?

Pernah gak ngerasain sedih, galau, pesimis, suudzhon, nyerah, putus asa serta berbagai perasaan-perasaan yang bakal ngerusak hati, pikiran, mood dan potensi-potensi kita lainnya.

Kalau pernah ngerasain hal-hal tadi. Selamat. Saya juga sering banget ada di posisi itu. 

Jadi seorang single until halal nanti, Alhamdulillah udah saya pertahanin sejak saya ada di kelas 2 SMA.
Hari-hari yang dilewati bukan tanpa ujian dan cobaan. Seringkali saya berniat nyerah dan 'Udahlah gw pacaran aja' tapi sesaat seperti ada bisikan, sedikit lagi Bay, cuma tinggal nunggu beberapa tahap lagi. Sabar sabar.

Seperti yang pernah saya tulis di blog ini juga, "Untuk Allah dan untuk suamiku"
Saya bertemu dengan beberapa orang, yang saya kira adalah akhir dari perjalanan pemantasan diri saya. namun, ternyata belum saatnya.

Dulu, awal-awal saya megang prinsip ini saya masih ngiri sama temen-temen saya yang punya pacar. Namun seiring berjalannya waktu, Allah yang nguatin hati ini alhamdulillah. Malah sekarang saya geregetan sama yang pacaran. hehe, maap ya yang pacaran. bukan bermaksud, tapi emang ada sedikit maksud. hehe apasih.

Tapi pernah terpikir gak, menjaga diri ini dari pacaran menurut saya ya adalah satu bukti cinta kita sama Allah. Beneran.

Kita mempersiapkan pribadi terbaik untuk menjalani proses ibadah yang nilainya sebagian dari agama. 
proses ibadah yang artinya menyempurnakan agama. 

Jadi kalau kita berusaha untuk belajar menyempurnakan diri kita (walaupun gak akan pernah sempurna) Allah kan gak mungkin ngasih kita pasangan yang jauh dari kita. Pasti ya serupa-serupa juga.

Jadi sih menurut saya, untuk pacaran masih jadi proses yang gak baik deh buat pernikahan. kan saran. kalo husnuzhon dan positif gak akan merengut baca tulisan ini.

Hal lain, ketika kita memutuskan untuk single until halal. kita berusaha untuk mencotohkan kebaikan. ketika kebaikan itu bisa diikuti teman-teman kita yang lain, maka itu insyaalloh nilainya adalah dakwah. Dakwah itu adalah menolong agama Allah. di Qur'an surat Muhammad ayat 7 ada tuh ketika kita tolong agama Allah, maka Allah akan menolong kita dan meneguhkan kedudukan kita. 

so, kita pertahanin untuk gak pacaran, Allah bakal kasih kita jodoh yang punya niat sama. Yang juga gak pernah pacaran dan punya niat nolong agama Allah.

Kita pernah sedih, galau, putus asa dalam menjemput proses tadi. Insyaalloh itu wajar dan manusiawi. Namun ketika kita lulus dari perjalanan itu semua, Allah gantian nolong kita. Allah bayar kesedihan dan air mata kita yang sebelumnya, jadi kebahagiaan yang akan kita jemput bareng seseorang yang halal untuk kita. 
Setelahnya, Allah teguhkan kedudukan kita, Istoqomah dan bawa manfaat buat umat. Insyaalloh :)


Sampai ketemu di Jannah, Muslimah :)
#byMuslimahPreneur