Jumat, 24 Oktober 2014

Ayah

Ayah,
Tahukah kau.
Aku merindukanmu...

Ayah,
Kau ingat saat aku kecil
Kau bawa aku ke tempat-tempat yang belum pernah aku temukan sebelumnya...

Ayah,
Ingatkah engkau
Kau lengkapi hidupku dengan cinta dan kasih sayang
Kau lengkapi semua hal yang aku butuhkan

Ayah,
Ingatkah engkau,
Setiap pagi kau antarkan aku sekolah, selanjutnya kau lanjutkan perjalananmu mencari nafkah,

Ayah,
Ingatkah engkau,
Tepat sebelum zhuhur, rutin kau menelponku. Hanya untuk memastikan, sudahkan aku pulang, sudahkah aku makan siang

Ayah,
Tanggal lahir kita ada di bulan yang sama.
Sedikit banyak, raut mukaku sepertimu
Sedikit banyak, kau tularkan aku semangat juangmu
Namun tidak sedikit aku berhutang padamu ayah.

Ayah,
Kini aku sudah dewasa,
Aku punya banyak urusan.
Aku punya banyak impian.
Aku pun sudah banyak punya teman
Tapi aku tak sadar2 kini kau yang kesepian

Ayah,
Aku tak juga sadar,
Tiap dering telponmu yang berbunyi di ponselku, adalah sebuah kerinduan dan kekhawatiran.
Namun, aku tetap saja aku menganggap kau mengganggu aktivitasku, aku menganggap, kau berlebihan.
Aku kan sudah dewasa ayah.
Itu selalu anggapanku.
Aku menganggap engkau mengganggu aktivitasku,
Tapi, ternyata kau merindukanku.


Ayah,
Mengapa aku tak juga sadar, seharian kau menunggu ku pulang untuk menyampaikan berbagai cerita yang kau hadapi hari itu.
Aku malah pulang dengan acuh, langsung memasuki kamar.
"Aku capek, mau tidur"
Aku tak sadar ayah, kau ingin jg mendengar apa saja aktivitasku hari ini.

Ayah,
Aku punya begitu banyak waktu untuk teman-temanku, kerjaanku. Tapi aku begitu tak punya waktu untukmu.
Aku begitu banyak pulsa untuk mengaktifkan segala social mediaku,
Namun, maaf ayah. Pulsa ku habis untuk menelponmu.
Aku yakin ayah baik2 saja dirumah kan.
Padahal ternyata kau rindu aku.
Tapi akhirnya kau tak menelponku, karena tak ingin mengganggu aktifitasku.

Ayah,
Dlu kau spesialkan aku di hari lahirku.
Namun, saat ini apalah aku. Tak ada yang spesial untuk hari ulang tahunmu.

Ayah,
Aku sudah mulai kesal dengan keegoisanmu, aku punya kehidupan sendiri. Jangan bawel, jangan banyak ikut campur.
Tapi ternyata kau hanya ingin bilang kalau kau kesepian. Kau butuh teman.
Ternyata aku harus sadar, ayahku sudah mulai seperti anak kecil.

Ayah,
Aku kesal kau sudah pelupa. Apa apa tak ingat.
Tapi ternyata, bukan kesengajaan.
Kau lupa, karena kau sudah banyak usia.

Ayah,
Tanyakan siapa pasanganku.
Tanyakan siapakah lelaki yang sedang dekat denganku.
Kau kurang care ayah.
Bukan, bukan kurang care.
Ternyata ayah takut kehilangan aku, jika dia tau siapa laki2 yang sedang dekat denganku.

Ayah, ayah, ayah
Aku tak pernah tau, siapa yang akan terlebih dahulu bertemu dengan Allah.
Tapi yang aku tau,
Aku memiliki banyak impian untuk membahagiakanmu.
Aku memiliki banyak rencana indah, untuk kuhabiskan bersamamu.

Kau juga harus tau, kau harus terus hidup sampai aku memiliki generasi2 yang akan membuatmu bangga ayah.

Ayah,
Ucapmu adalah kelancaran untuk segala pencapaian berharga didunia ini
Ridho mu adalah anugerah
Kasih sayangmu adalah bensin perjalanan hidupku yang masih sangat panjang.

Ayah,
Bertahanlah.
Aku menyayangimu setulus hatiku
Akan kubawa dirimu melihat dunia

Ayah,
Hiduplah untukku,
Untuk cucuk cicit kebanggaanmu

Ayah,
Doakan aku :")






Kamis, 28 Agustus 2014

My Thousand Dreams

Ketika menulis 100 Impian sudah terlalu main stream, kini saya hadir dengan sedikit modifikasi kata-kata yaitu Thousand Dream atau 1000 Mimpi.

Sekitar pertengahan tahun 2010, saya diperkenalkan tentang peluang bisnis yang bisa merubah hidup. Maka saya mendengar penjelasan teman saya dengan seksama lembar demi lembar,slide biru kecil yang Ia pegang.
Saat itu bahkan saya gak paham dengan apa yang dijelaskan. Namun, dari situ lah keberanian saya dalam bermimpi mulai mucul dan seakan kuat tertanam didalam diri saya.,

Singkat cerita ternyata yang diperkenalkan teman saya itu adalah bisnis MLM. udah ketebak ya? haha. Banyak banget yang negatif dengan bisnis MLM, karena mereka -yang negatif- berpikiran, gak mungkin ah bisa dapet kapar pesiar, mobil mewah atau jalan-jalan keluar negeri. Namun berbeda dengan saya, saya memilih untuk tidak menutup diri dan negatif saat mendengar informasi dari teman saya. Bahkan saya malah optimis sekali untuk bisa survive dan sukses didalamnya.

Dalam Bisnis tersebut, kami selalu diajarkan untuk terus menambah dan memperkuat impian kami. Kami dibimbing untuk memiliki Dream Book, membaca buku-buku positif, berkenalan dengan banyak orang, berani dan sabar saat kami ditolak dan dicemooh orang-orang sekitar, yang bahkan gak jarang malah datangnya dari orang-orang terdekat. Dari bisnis MLM-yang kata orang banyak bohong ngibulnya- melahirkan saya yang sekarang sangat percaya dengan mimpi-mimpi yang bisa saya capai suatu hari nanti.
Saya ingat ketika saya presentasi,hujan, panas, siang, malem dalam kondisi lapar, letih dan rentetan keluhan yang mungkin bisa jadi penghalang saya dalam meneruskan perjalanan ini. Namun nyatanya tidak, semakin lama saya semakin bersemangat dan bertekad untuk terus menerjang ombak didepan sana, dan meraih semua Impian yang sudah saya tuliskan dengan kalimat-kalimat terbaik dalam dream book saya.

Saat ini terhitung 4 tahun, setelah teman saya menjelaskan kepada saya tentang MLM tersebut. Dan nyatanya memang saya hanya bertahan 2 tahun didalam bisnis itu dengan pencapaian *5.
Apakah artinya MLM itu tidak benar? NO! salah besar, justru saya sungguh bersyukur dan berterima kasih kepada Allah SWT karena telah mempertemukan saya dengan MLM itu, bukan karena bisnis atau reward nya. Namun karena dari sana lah titik saya bertemu dengan impian dan mempercayainya itu muncul.

Dari sanalah, saya sadar bahwa kalau ingin sukses maka sukseskanlah orang sekitar. Dari sanalah saya selalu optimis untuk  melalui hari-hari saya didunia ini.Walaupun kini saya tidak lagi berjuang disana, namun saya masih meneruskan perjuangan saya disini. Dengan modal Impian yang sudah saya tulis dan saya kirimkan pada MAHA pemilik impian melalui do'a-do'a dan tangis saya.
Mungkin Allah berkehendak lain,bukan dari MLM jalan nya. Namun Allah telah mempersiapkan jalan yang lain.

Kini, saya terus menambahkan Impian-Impian saya dalam dream book saya. Boleh percaya atau tidak, sedikit banyak impian saya yang terdahulu telah saya coret, yang berarti impian itu telah saya capai dan itu benar adanya.

Saya teringat ucapan ka pewski, fokuslah pada 3 hal kala ingin meraih kesuksesan.
Fokus Pada Allah
Fokus Pada Diri Sendiri
Fokus Pada Sekitar

Mari melanjutkan untuk menulis ribuan impian yang ingin kalian capai. Percayalah, Allah yang akan mengirimkan cara-caranya. Yakin Yakin Yakin. Waktu Indah itu akan tiba :D

Sampai ketemu di Jannah ya Muslimah
:D