Jumat, 29 Mei 2015

Investasi Waktu


Usia ku sudah menginjak di angka 24 tahun, tahun ini.
Entah bahagia atau sedih, namun banyak yang sudah kulalui. Tapi lebih banyak lagi yang belum aku lalui. Banyak yang sudah aku raih, namun lebih banyak lagi yang belum aku raih.
Semakin hari impianku makin bercabang, makin berimajinasi ini dan itu.
Perlahan-lahan, datang pula jalan dan caranya. Alhamdulillah...
Tapi inilah aku, sang pemimpi yang masih banyak galaunya. Masih banyak ngungkit masa lalu nya. Harusnya mah, yasudah aja. Pikirkan masa depan kan. Kenapa terus liat ke belakang, hati-hati nabrak.
Okelah untuk itu aku pilih yang jalan ke depan saja, jangan lihat yang ke belakang.

Begini, untuk meneruskan perjuangan dan berlari meraih prestasi, haruslah banyak hal yang harus kita investasikan. Karena nantinya, hal-hal yang sudah kita investasikan akan sangat membuahkan sesuatu yang luar biasa.
Tentang impian, aku sangat bermimpi untuk bisa menjadi anak yang banyak waktunya untuk orangtua, meskipun aku telah berkeluarga nantinya, punya anak dan punya cucuk, aku ingin tetap bersama kedua orangtua ku, bagaimanapun caranya.
Namun bukan untuk merepotkan mereka, tapi justru untuk membuat mereka bangga.
Mari aku ajak berimajinasi,
keadaanku saat ini masih menjadi seorang karyawan di sebuah instansi pendidikan. Ya, aku masih menjadi karyawan swasta.
Aku ingin sekali, 10 tahun dari sekarang, aku punya waktu banyak untuk keluargaku, suami, anak-anak dan pastilah orang tua ku, Orangtua kandung maupun mertuaku. Karena keempatnya bisa membawaku masuk surga, aaaamiin.
Tak hanya waktu, pastinya sebagai seorang anak, ingin sekali menghandle semua kebutuhan materi orangtuanya. Membawa mereka ke tempat yang belum pernah mereka lakukan dan datangi, main salju misalnya. Kan gak mungkin di Indonesia. Pastilah mereka harus kubawa ke luar negeri, sekali lagi aaaamiin...

Jadi impian siapapun, ingin punya 2 hal tadi untuk orang-orang yang disayangi.
Yaitu sukses secara materi namun juga punya banyak waktu untuk keluarga.
Siapapun menginginkan hal tadi terealisasi dalam hidupnya. Namun, apalah artinya kalau saat ini kita masih menuntut banyak, bukannya berbuat banyak.
Sedih sekali apabila, untuk orang tua dan orang-orang yang kita sayang, kita masih saja mentransfer energi negatif yang datangnya dari hati dan pikiran kita. Buktinya, tanpa sadar, sekalipun kita bersama orang-orang yang kita sayangi, disitu malah kita merepotkan mereka dengan mendengar rentetan keluhan kita.

Kita bahas dari freedom waktu terlebih dahulu.
Sang pemimpi, sejatinya adalah orang-orang yang banyak mendengar, bukan orang yang banyak berkomentar. Orang yang punya maksud menjadi solusi dari segala masalah yang kita hadapi maupun orang-orang disekitar kita. Mari kita ubah mindset kita, bahwa untuk memiliki dua hal tadi, kita harus banyak memberikan waktu yang berkualitas untuk mereka, bukan sekedar materi. Namun, waktu. Waktu berkualitas bukan berarti 7x24 jam kita bersama mereka, karena kita nantinya akan lalai dan tidak bisa mendapatkan produktivitas.
jadi poin pertama adalah, Investasikan waktu-waktu berkualitas untuk orang tua kita.

yang kedua adalah, Investasikan waktu-waktu kita untuk kemaslahatan umat dan orang banyak. Lingkupnya sudah ke masyarakat.
Simpel sekali,
sempatkan untuk bersilaturahim kepada tetangga dan teman-teman dekat kita. Hadir ke pernikahan mereka, ikut mendoakan mereka dalam kebahagiaan. Walaupun untuk yang satu ini, aku pun masih banyak evaluasinya.
Buat pengajian anak yatim, dan berbagi ilmu di dalamnya.
Pernah aku membaca di suatu buku, bahwa ibadah itu sejatinya bukan hanya vertikal, namun juga horizontal. Bagaimana hubungan kita dalam beribadah harus adil kepada Tuhan dan juga kepada orang-orang sekitar. Tentunya dengan berbuat baik terhadap mereka.Juga untuk orang-orang yang membutuhkan.
Selaku makhluk sosial, yang notabane nya pasti saling membutuhkan, diluar dari kita mengharapkan imbalan hutang budi orang lain terhadap kita, kita juga perlu menginvestasikan kebaikan yang kita lakukan terhadap mereka, karena Allah bilang "Mudahkan urusan orang lain, maka Allah akan memudahkan segala urusan-urusan kita"

Ketiga, beri apresiasi untuk diri kita. Kita perlu memberikan penghargaan untuk diri kita yang bisa mencapai prestasi-prestasi. Beri waktu tubuh ini istirahat dan menikmati hidup dengan memandang alam sekitar. Kita perlu berdiskusi dan berevaluasi untuk kebaikan diri kita ke depannya. Untuk itu lah, perlu kita sisihkan waktu untuk diri ini berlibur ataupun berisitirahat dengan cukup. Guna menjemput kembali prestasi-prestasi didepan yang sudah menunggu kita.

Poin-poin tadi, belum sempurna ternyata. Sangat bias dan kurang, apabila kita belum bisa menginvestasikan waktu berharga kita untuk Zat yang telah menciptakan kita ke muka bumi ini. Sediakan waktu terbaik untuk-Nya, bukan waktu-waktu sisa.
Sholat subuh ya jangan jam setengah 6 dong, bangun lebih awal sekaligus sholat malam. Dhuha nya juga, jangan jam setengah 11 siang, sudah mepet zhuhur. Baca Al Qur'annya juga jangan seimprit-seimprit. Tapi patokin minimal 2 lembar sehari. Nah pada poin inilah saya masih harus banyak berkacanya.
Sejatinya belajar itu, bukan hanya apa yang sudah kita lakukan. Namun, apa yang belum kita lakukan, kita tulis untuk menjadi cermin diri kita, bahwa kita belum sebaik apa yang sudah kita tulis.

Jadi, inti dari tulisan ini adalah, Ketika kita ingin sekali punya waktu-waktu berkualitas nantinya, kita harus menginvestasikan dulu waktu-waktu main kita untuk poin-poin di atas. Jangan terlalu lalai sewaktu muda, karena akan menyesal diwaktu tua. Pernah saya mendengar ucapan guru saya bahwa "Keraslah terhadap diri sendiri, maka lingkungan akan baik terhadap kita. Namun, jangan lembek sama diri sendiri, karena lingkungan akan menginjak-nginjak dan membuat kita susah"
Intinya, selagi muda investasikanlah banyak waktu, untuk bisa mendapatkan waktu berharga kita dimasa depan. Waktu-waktu kita dimasa depan sangat bermanfaat untuk orang tua dan anak-anak kita pastinya. Kita akan mempersembahkan waktu terbaik untuk orang tua kita yang mulai tua, dan kita bisa melihat dan menjadi saksi tumbuh kembang anak-anak kita dengan mata kepala kita sendiri.

Begitulah isi hati yang ingin aku sampaikan pada kesempatan ini.
Aku belum banyak berbuat apa-apa, masih dalam perjalanan menggapai impian-impian yang masih ada di depan sana. Kawan, mari sama-sama berdo'a ya. Insya Allah, impian kita akan Allah peluk bersamaNya, dan Allah hantarkan langsung ke tangan-tangan kita untuk kita ambil dan persembahkan untuk orang-orang yang kita sayangi.

Kata teman ku, Intinya jangan pernah berhenti berbuat baik. Itu aja
Salam berkah berlimpah ya muslimah :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar