Senin, 09 November 2015

Kami mundur secara sportif dan saling mendo'akan

"Desember sudah selesai nggak selesai dikumpulkan, karena januari besok aku sudah 32 tahun."

Itu ucapannya, saat beberapa hari kita baru bertemu dan berkenalan.

Siapa yang tidak berbunga-bunga hatinya, ketika memang momen yang ditunggu-tunggu tiba, sesuai target yang direncanakan. hehe

Aku hampir saja dilamar, hehehe :D

Berangkat dari perkenalan yang berawal dari profilku di republika kami difasilitasi oleh kakak kami masing-masing untuk tahap pertemuan, serta berlanjut dengan tahap perkenalan lebih dalam.

Selama 2 minggu kurang 4 hari ini, hidupku lebih berwarna, walaupun memang tidak berlanjut karena adanya kesepakatan.

Dia adalah sosok yang sebenarnya Aku idamkan, karena usia nya juga sudah matang.
Namun, apa mau di kata, dari awal kita pun sepakat kalau memang tidak (bisa) saling mendukung, lebih baik kami masing-masing saja dengan kesepakatan.

Ternyata obsesi ta'aruf itu, nggak bisa disamakan dengan fase perkenalan pada umumnya. Bukan berarti perpacaran, tapi saling bertukar informasi, agar nantinya tidak saling salah paham.

Indahnya memilih karena Allah
Meskipun terlihat jelas perbedaan diantara kami, kami berusaha dulu menyelami karakter dan kepribadian kami masing-masing. Tanpa menghakimi satu sama lain. Tetap pada track saling menghargai dan menghormati di awal bertemu. Tapi, kayanya aku agak loss diawal sih Mas hehe :D

Pada akhirnya, kami memilih untuk tidak memaksakan kehendak. Kami menyadari, kalau disatukan nggak akan bisa, karena masing-masing dari kami sudah memendam keraguan dengan banyaknya list perbedaan.

Kata si mas,
Kayanya kalo bersatu, bakal jadi Badai nih si rumah tangga :D

Dia adalah sosok yang meski sedari awal selalu saja menceritakan beberapa hal buruk tentang dirinya atau sekadar mengeluh, namun begitu bahagianya diriku pernah menjadi bagian dari perjuangannya.
Aku dan dia yang memang memiliki target menikah, berusaha mendalami keseharian kami masing-masing. hmmmm... ternyata, air dan minyak memang tidak bisa disatukan.

Berbeda dengan kisah teman-teman kami mungkin, yang bermasalah dengan restu orang tua,
orang tuaku dan orang tuanya sudah sangat setuju dengan hubungan kami, Sebenarnya mereka mengharapkan keberlanjutan. Namun, kami sangat memahami, tidak ada satu pun kebaikan jika diawali dengan keraguan dan sesuatu yang dipaksakan.

Aku hampir saja ingin melindungi egoku, begitupun juga dirinya kurasa. Kami awalnya ingin melihat sejauh mana kami bertahan dengan (bukan) siapa sebenarnya diri kami.
Hehe, Maafkan sudah memaksamu membaca buku ya mas :).

Aku cenderung orang yang keras dan sangat senang komunikasi alias nggak henti-hentinya chatting, paling doyan kordinasi dan konfirmasi yang memang sudah jadi keseharianku, bisa jadi membuat dia BT setelah banyak ngobrol.

Sedangankan Ia adalah sosok yang sangat lembut dan lebih senang to the point. Yang lebih senang bertemu dan berdiskusi, ketimbang chatting atau telpon-telponan. Dia pun sudah berhasil mengambil hati Bapak sama Umi sebenarnya. haha,
Rangkaian proses tadi membuat kami pada akhirnya merendahkan hati dan terus berdoa untuk mendapatkan jawaban terbaik.
Banyak hal bertolak belakang. Namun diawal aku menutup mata akan hal itu. Aku kira perlahan akan bisa bersatu. Tapi, nyatanya tidak (atau belum mungkin, hehe siapa yang tau)

Namun.....
akhirnya, kami memilih menjadi teman yang sangat kece dan saling mendukung serta mendoakan untuk setiap langkah kami.

Terima kasih ya Mas, kita sudah pernah saling mengisi satu sama lain. Aku akan selalu mengingat pesanmu, namun juga jangan lupa saranku yaa :D

Untuk hal yang mungkin menjadi kesalahan terbesarku, Aku mohon dimaafkan ya. Aku selalu berdoa agar kamu setiap langkahnya, di ridhoi dan dilindung oleh Allah SWT.

Tips untuk teman-teman yang sedang dilanda keraguan tentang JODOH. Ada beberapa tips untuk kalian :

1. Teruslah berazzam, bahwa niat baik menikah ingin kamu dapatkan karena campur tangan Allah dan semata-mata untuk mendapatkan ridho Nya. Sholat Tahajud sama Istikhoroh, Polll banget.

2. Coba komunikasi dan berikan kesan terbaik di awal (rasanya aku gagal disini hehe)

3. Jangan memaksakan kehendak. Karena baik belum tentu benar, namun benar sudah pasti baik. (Ini pesan dari si Mas)

4. Jangan Baper-an, No Hurt Feeling. Nothing To Lose. Kalo gagal, kan masih bisa jadi teman

5. Perkuat ikhtiar lainnya, banyak sedekah dan tutup lagi dengan do'a

Alhamdulillah, lega dan bersyukur :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar